Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengajak gotong royong komunitas peduli sungai untuk menjaga aliran sungai tetap bersih. Hal tersebut disampaikannya dalam acara Kongres Sungai Indonesia II di Kabupaten Malang, Jumat, (23/9/2016). Dalam acara tersebut turut hadir menjadi pembicara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Direktur Sungai dan Pantai, Ditjen SDA, Kementerian PUPR Hari Suprayogi dan Direktur Operasi & Pemeliharaan, Ditjen SDA, Kementerian PUPR Lolly Martina Martief.
"Saya mendorong penuh komunitas sungai ini, karena tidak mudah menjaga sungai hari ini tanpa peran serta masyarakat," kata Basuki. Sebagai bentuk dukungan, Ia menyatakan Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai akan menjadi fasilitator kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitas-komunitas peduli sungai dan masyarakat yang berpartisipasi menjaga sungai.
"Silahkan setiap komunitas membuat pilot project penanganan permasalahan sungai, ajukan ke kami proposalnya, nanti akan kita pertimbangkan untuk kami anggarkan. Tapi harus diingat semuanya harus ada pelaporannya jangan main-main dengan uang negara," jelasnya.
Basuki mencotohkan salah satu hasil bentuk kerjasama antara Balai Wilayah Sungai dengan Komunitas Sungai yaitu di Surabaya, dimana saat ini aliran Sungai di Surabaya sudah mulai terdapat beberapa jenis ikan.
"Perlu ada gotong royong komunitas sungai untuk menjaga aliran sungai tetap bersih, contoh di Surabaya aliran sungainya sudah mulai terdapat ikan sebagai indikator sungai tersebut sudah sehat," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dalam gerakan menjaga kelestarian sungai, tidak cukup hanya menangani kebersihan di badan air sungai, namun juga perlu memperhatikan kondisi bantaran sungai. "Pengaturan bantaran sungai supaya bisa mengarahkan masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik," tuturnya.
Ia menyatakan erosi masih menjadi persoalan utama degradasi lahan di berbagai DAS (Daerah Aliran Sungai) di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. "Air sebagai sumber daya juga punya daya rusak seperti di Garut, untuk itu pengelolaan air harus dilihat dari dua sisi tersebut," tuturnya.
Basuki berharap kongres sungai kali ini dapat menghasilkan sesuatu yang konkrit terkait penanganan masalah pengelolaan air, khususnya sungai. "Hasil dari ni kalau kita manfaatkan betul bisa membantu pelestarian air yang dominan," tuturnya.
Senada dengan Menteri Basuki, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan peran komunitas sungai dalam merubah perilaku masyarakat sangatlah penting. "Kalau perilaku masyarakat tidak berubah seperti buang sampah ke sungai, maka akan sulit untuk merubah kondisi sungai menjadi bersih," ujarnya.
Terkait dengan dukungan Kementerian PUPR terhadap komunitas, Direktur Operasi & Pemeliharaan Kementerian PUPR Lolly Martina Martief menyatakan sejak tahun 2015 pihaknya sudah melaksanakan lomba komunitas sungai. "Pada 2015 lalu pemenangnya dari komunitas sungai wilayah Brantas," ujarnya.
Kedepannya ia menyatakan akan membuka program sekolah sungai dengan menggandeng Universitas Gadjah Mada. "Diusahakan akan menjadi salah satu program studi di UGM untuk sekolah sungai ini," tambahnya.(