Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun ini akan membangun Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) di 753 lokasi dan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R) di 180 lokasi yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Program ini merupakan bagian dari upaya Kementerian PUPR untuk mencapai target Rencana Strategis 2015-2019 melalui program 100-0-100 yakni target 100 persen akses air minum, 0 persen kawasan permukiman kumuh dan100 persen akses sanitasi layak.
“Diperkirakan penduduk indonesia yang punya akses pada air bersih higienis pada awal 2015 sebesar 67 persen. Kita menargetkan bisa 100 persen di 2019,”jelas Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, di Jakarta dalam keterangan tertulis, Jumat (23/9/2016).
Ditambahkannya untuk sanitasi, di Kementerian PUPR memiliki Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman yang menangani masalah sanitasi. Program sanitasi meliputi sanimas, sanitasi komunal, dan juga sanitasi perkotaan seperti di Denpasar Sewerage System.
“Khususnya dengan Sanimas supaya kawasan pedesaan mengembangkan program itu, sehingga 2019 nanti mudah mudahan tidak ada yang BAB di kebun.”jelasnya.
Pembangunan Sanimas tersebut diprioritaskan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sementara program TPS-3R akan mengurangi jumlah sampah yang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA), meningkatkan nilai guna sampah dan membantu program zero waste di permukiman.
Dalam pembangunan Sanimas dan TPS-3R, masyarakat berperan langsung dalam pembangunannya, sementara pemerintah memfasilitasi serta memberikan pendampingan pelaksanaan kegiatan. Beberapa kegiatan pembangunan Sanimas diantaranya seperti pembangunan prasarana Mandi Cuci Kakus (MCK), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kombinasi dengan MCK dan Sambungan Rumah (SR).
Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rina Agustin mengatakan bahwa pembangunan Sanimas dimulai tahun ini dan ditargetkan selesai pada 2017. "Kami percepat pembangunan IPAL komunalnya sehingga dapat rampung pada 2017,” kata Rina.
Rina menyampaikan bahwa untuk melakukan percepatan pembuatan sanitasi komunal di Jakarta, Ditjen Cipta Karya akan melakukan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membangun sebanyak 44 IPAL Komunal dengan total anggaran sebesar Rp 18,7 miliar. Rina berharap dengan adanya IPAL Komunal, kesehatan masyarakat akan meningkat.
“Masyarakat juga hendaknya tidak lagi membuang limbah secara langsung ke sungai, sehingga lingkungan menjadi lebih bersih,” ujarnya.
Kementerian PUPR sendiri dalam periode 2015-2019 menargetkan Sanimas ada di 94.454 lokasi dengan kebutuhan anggaran Rp1,9 triliun dan TPS-3R di 5.279 lokasi dengan kebutuhan anggaran Rp 1 triliun. Selain Sanimas, juga akan dibangun Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas III) di 15.000 desa baru yang berada di 365 kabupaten dan 33 provinsi pada periode 2016-2019. Sementara capaian Pamsimas I 2008-2012 dan Pasimas II 2013-2015 adalah di 12.000 desa yang berada di 220 kabupaten dan 33 provinsi, dengan kapasitas air minum terbangun 47.700 liter/detik dan tambahan akses air minum aman mencapai 9 juta jiwa serta tambahan akses sanitasi layak untuk 8,4 juta jiwa.
Pembangunan Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan akses aman air minum dan sanitasi layak yang berkelanjutan serta perilaku hidup bersih dan sehat, menurunkan buang air sembarangan dan angka penyakit serta mengarus-utamakan program penyediaan akses air minum dan sanitasi melalui partisipasi aktif masyarakat. Sasaran Pamsimas adalah MBR di perdesaan yang mengalami keterbatasan/rawan akses air minum dan sanitasi layak.