Usulan RI Dalam Perundingan Dagang IEU CEPA Banyak Diakomodasi

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 24 September 2016 | 01:25 WIB
Usulan RI Dalam Perundingan Dagang IEU CEPA Banyak Diakomodasi
Gedung Kementerian Perdagangan di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sidang perdana Indonesia dan Uni Eropa dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) dinilai positif. Banyak usulan Indonesia direspons dan diakomodasi.

Demikian ditegaskan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo di Brussel, Belgia, Rabu (21/9/2016). Iman mengatakan kedua pihak telah menyamakan pandangan secara lebih mendalam dan komprehensif terhadap berbagai isu melalui perundingan yang digelar di Brussel, Belgia, pada 20-21 September 2016.

“Kick off meeting IEU CEPA di Brussel itu sangat positif dan menunjukkan keseriusan kedua pihak. Ada langkah konkret untuk melanjutkan, memperdalam, dan memperluas hubungan strategis, khususnya di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi. Perundingan IEU-CEPA diharapkan dapat selesai dalam kurun waktu dua tahun,” ujar Iman dalam keterangan resmi, Jumat (23/9/2016).

Pertemuan tersebut sekaligus tindak lanjut setelah disepakatinya scoping paper antara Presiden RI dan Presiden Komisaris Uni Eropa pada 21 April 2016 di Brussel, Belgia. Sejumlah isu yang dibahas dalam perundingan pertama ini antara lain terkait akses pasar perdagangan barang dan jasa, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, serta regulasi teknis di bidang sanitari dan fitosanitasi (SPS). Selain itu, dibahas pula regulasi teknis di bidang hambatan teknis perdagangan (Technical Barriers to Trade/TBT), pengadaan pemerintah, Hak Kekayaan Intelektual dan semacamnya, persaingan usaha, transparansi kebijakan, penyelesaian sengketa, serta perdagangan dan pembangunan yang berkelanjutan.

“Bagi Indonesia, secara prinsip dan umum, usulan Indonesia yang menjadi kepentingan nasional banyak diakomodasi Uni Eropa. Ini sangat positif bagi kita," ujar Iman.

Perundingan ini diyakini Iman akan membawa dampak signifikan bagi Indonesia. Jika diimplementasikan, hasil-hasil perundingan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja baru, fasilitasi kegiatan perdagangan dan investasi melalui simplifikasi, alih teknologi, serta transparansi kebijakan dan prosedur.

"Yang juga penting adalah perundingan ini akan menciptakan kesempatan baru bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," imbuhnya.

Selain itu, Uni Eropa menyatakan dukungan untuk mempererat kerja sama ekonomi dan pembangunan kapasitas yang produktif dengan Indonesia. Iman meyakini jika kedua pihak dapat mengimplementasikan perjanjian CEPA ini, kedua pihak dapat memperoleh keuntungan maksimal dari setiap isu perjanjian IEU CEPA yang dirundingkan.

“Mekanisme dan bentuk kerja sama akan dibahas lebih lanjut pada perundingan selanjutnya di Indonesia,” lanjut Iman.

Dari hasil pertemuan disepakati bahwa perundingan ke-2 akan dilaksanakan di Indonesia pada awal 2017. Pada perundingan tersebut akan dibahas secara lebih komprehensif dan substantif isu-isu perundingan yang merefleksikan hal-hal yang terdapat di dalam cakupan scoping paper.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI