Pada Rabu (21/9/2016), Menteri Perindustrian Republik Indonesia yang diwakili oleh Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan, Ir. Abdul Rochim, M.Si. secara resmi membuka pameran niaga bahan baku makanan dan minuman terkemuka Food ingredients (Fi) Asia 2016 yang diselenggarakan untuk keempat kalinya, pada 21-23 September 2016 di Jakarta Internasional Expo – Kemayoran. Fi Asia 2016 adalah peluang bagi para pelaku industri bahan baku makanan dan minuman untuk memperkenalkan produk-produknya, sekaligus menggali informasi teranyar di industri ini.
Christopher Eve, Presiden Direktur PT UBM Pameran Niaga Indonesia mengatakan bahwa pasar makanan dan minuman di wilayah Asia Tenggara terus berevolusi berdasarkan pertumbuhan populasi, kenaikan pendapatan, perubahan gaya hidup dan permintaan konsumen, termasuk di Indonesia. "UBM berkomitmen untuk menghadirkan yang terbaik dari industri makanan dan minuman di Fi Asia 2016 dengan mempertemukan para pengusaha terkemuka, pemasok, pembeli, dan professional makanan dan minuman lainnya dari seluruh penjuru dunia,” kata Christopher dalam keterangan resmi, Kamis (22/9/2016)
Industri makanan dan minuman (mamin) di Indonesia memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor tersebut menjadi satu dari sejumlah sektor yang dijadikan prioritas pemerintah dalam mendorong industri sebagai penggerak ekonomi nasional. Sektor mamin juga merupakan salah satu industri yang pertumbuhannya tinggi. Sektor industri mamin berkontribusi sebesar 31,20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas. Industri mamin juga dinilai paling siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan kontribusi sebesar 40 persen terhadap pasar di ASEAN, Indonesia merupakan pasar yang sangat penting.
Dengan area pameran seluas 5 Hall (Hall A1-A3 dan Hall D1-D2), Fi Asia 2016 akan menarik perhatian 15.000 pengunjung yang hadir untuk bertemu dengan lebih dari 650 peserta pameran dari 50 negara dan kawasan di dunia. Selama 3 hari pameran berlangsung, kegiatan yang digelar diantaranya, berbagai seminar dan kongres terkait industri pangan dan bahan baku pangan bertemakan “Food Innovations – ASEAN Economic Community Challenges” yang mencakup inovasi dalam pengolahan makanan, pendekatan baru dalam memastikan keamanan pangan dan kualitas, tren dan regulasi, diselenggarakan oleh Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) bekerjasama dengan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor dan South East Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center.
Christopher Eve menambahkan pihaknya ingin memperkaya industri makanan dan minuman ASEAN dengan menampilkan bahan baku terkini yang dapat membantu pemain industri mentransformasi produk dan proses pengembangannya. "Program edukasi kami juga menyediakan kesempatan untuk mempelajari perkembangan terkini dengan terus mengikuti tren produk, pasar, dan konsumen sehingga lebih kompetitif,” ujar Eve.
Fi Asia 2016 menyediakan sejumlah program yang memudahkan peserta dan pengunjung mengidentifikasi elemen-elemen yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis mereka melalui Business Matching Service, Innovation Zone, Food Product Development Competition, dan Innovation Tour. Pengunjung juga dapat menemukan aneka kategori bahan baku makanan A hingga Z mulai dari produk sereal, pewarna, produk susu, pengemulsi, perasa, pemanis, vitamin, dan masih banyak lagi.