Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pasar keuangan saat ini sudah lebih baik. Meski sempat mengalami krisis pada 2015.
Hanya saja perbaikan di pasar keuangan dalam negeri belum sepenuhnya memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian.
Hal ini terlihat dari kontribusi jasa keuangan hanya sebesar 4,2 persen dari Gross Domestic Product. Angka ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, pelaku industri di sektor keuangan belum signifikan.
“lihat saja, industri asuransi kontribusinya sangat rendah hanya 10,44 persen dari total asetnya. Untuk multifinance hanya 5,2 persen. Hanya sektor perbankan saat ini yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Asetnya mencapai 78,7 persen dari total aset sektor keuangan di Indonesia,” kata Sri di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (19/9/2016).
Meski, perbankan berperan aktif dalampertumbuhan ekonomi, Sri juga mengakui pertumbuhan kredit masih rendah. Hal ini juga bisa memberikan dalam yang tidak sehat bagi pasar keuangan.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada pelaku industri jasa keuangan untuk berperan aktif dalam pertumbuhan.
Pasalnya, pertumbuhan sebuah negara akan dilihat dari bagaimana kemampuan sebuah bank dalam menyalurkan kredit dalam pembangunan.
“Jadi kedepan, pasar keuangan harus ikut andil dalam pembangunan agar pertumbuhan kredit seimbang. Inilah pentingnya mendiversifikasi dan memperdalam pasar keuangan," katanya.