Mendag Optimistis Kinerja Perdagangan 2016 Raih Surplus

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 17 September 2016 | 14:58 WIB
Mendag Optimistis Kinerja Perdagangan 2016 Raih Surplus
Gedung Kementerian Perdagangan di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di tengah melemahnya permintaan dunia, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita justru optimistis terhadap kinerja perdagangan 2016 akan berakhir surplus. Indikasinya terlihat pada kinerja perdagangan Agustus 2016 yang menorehkan surplus sekitar 0,3 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) dan secara kumulatif surplus 4,4 miliar Dolar AS. “Pencapaian surplus perdagangan hingga delapan bulan ini mendukung optimisme bahwa perdagangan kita akan menghasilkan surplus di 2016 ini,” tegas Mendag Enggar kemarin, Jumat (16/9/2016), di Jakarta.

Enggar menjelaskan, surplus Agustus 2016 sebesar 0,3 miliar Dolar AS bersumber dari surplus perdagangan nonmigas sebesar 0,9 miliar Dolar AS dan defisit perdagangan migas sebesar 0,6 miliar Dolar AS. Secara kumulatif, neraca perdagangan nonmigas Januari-Agustus 2016 surplus 7,7 miliar Dolar AS dan neraca perdagangan migas defisit 3,3 miliar Dolar AS sehingga secara total surplus mencapai 4,4 miliar Dolar AS.

Mendag mengungkapkan bahwa surplus perdagangan terbesar dihasilkan dari perdagangan nonmigas dengan Amerika Serikat, India, Filipina, Swiss, dan Belanda yang menyumbang 15,5 miliar Dolar AS. Sementara perdagangan dengan RRC, Thailand, Australia, Brasil, dan Argentina defisit perdagangan nonmigas terbesar hingga mencapai 16,7 miliar Dolar AS. Kinerja Ekspor Menguat Kinerja ekspor nasional pada Agustus 2016 terus mengalami penguatan dan bergerak ke arah positif.

Nilai ekspor mencapai 12,6 miliar Dolar AS, mengalami peningkatan sebesar 32,5 persen (MoM) atau turun 0,7 persen (YoY). Ekspor migas turun 26,3 persen (YoY) dan nonmigas naik sebesar 2,8 persen (YoY). "Kenaikan ekspor nonmigas mendorong ekspor tahunan, 12 bulan sejak September 2015 sampai Agustus 2016, mengalami penguatan dan bergerak ke arah positif, meskipun masih mengalami penurunan," kata Enggar.

Berdasarkan kinerja tersebut, ekspor nonmigas hingga akhir tahun ini diperkirakan akan mengalami penurunan hanya sekitar 5 persen atau membaik dibandingkan dengan ekspor selama Januari-Agustus 2016 yang turun 7,3 persen.

Secara umum, ekspor nonmigas Indonesia periode Januari-Agustus 2016 mengalami penurunan ke hampir semua negara. Namun, masih terdapat negara tujuan ekspor yang meningkat, antara lain Swiss (125,1 persen, YoY), Filipina (25,0 persen), dan Viet Nam (3,3 persen). Sementara itu, produk ekspor nonmigas Indonesia yang naik pada Januari-Agustus 2016 antara lain perhiasan/permata (21,9 persen, YoY), berbagai produk kimia (11,4%), serta ikan dan udang (6,8 persen).

Impor Bahan Baku Naik Kinerja impor juga mengalami peningkatan, terutama pada impor bahan baku/penolong. Nilai impor pada Agustus 2016 mencapai 12,3 miliar Dolar AS atau meningkat 3,3 miliar Dolar AS dibandingkan Juli 2016 (naik 36,8 persen MoM). Peningkatan impor bahan baku/penolong sebesar 2,3 miliar Dolar AS. Industri membutuhkan bahan baku/penolong untuk memenuhi permintaan domestik maupun ekspor.

Secara kumulatif, impor periode Januari-Agustus 2016 mencapai 87,3 miliar Dolar AS, mengalami penurunan 9,4 persen (YoY). Sementara itu, pada sisi impor barang konsumsi, selama periode Januari-Agustus 2016, mengalami kenaikan, yaitu sebesar 11,8 persen (YoY). Barang konsumsi yang impornya naik signifikan antara lain daging hewan (88,6 persen), barang-barang dari kulit (37,8 persen), serta sayuran (12,8 persen).

Impor barang modal dan bahan baku/penolong masing-masing turun sebesar 12,9 persen dan 10,7 persen. Bahan baku/penolong yang impornya turun signifikan antara lain benda-benda dari besi dan baja (-23,0 persen), bahan kimia organik (-16,6 persen), serta besi dan baja (-7,9 persen). Sedangkan barang modal yang impornya turun signifikan antara lain mesin/pesawat mekanik (-8,2%); mesin/peralatan listrik (-4,9 perseb); dan kendaraan bermotor dan bagiannya (-6,1 persen).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI