Peluang berinvestasi di Indonesia semakin menguntungkan dengan didukung jumlah pendudukkelas menengah yang terus meningkat dan memiliki potensi pasar sebesar USD1,8 Triliun, bonus demografis, serta didukung adanya sumber daya alamyang terjamin. Selain itu,ditunjang pula oleh iklim politik yang stabil dalam sepuluh tahun terakhir. Faktor-faktor tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Amerika Serikat untuk meningkatkan investasinya di Indonesia.
“Kami harapkan investasi Amerika Serikat di Indonesia, dari komitmen investasi di 73 proyek industri yang totalnya masih di bawah 100 juta Dolar Amerika Serikat (AS), dapat meningkat,” papar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam dialog US-Indonesia Investment Summit yang diselenggarakan AmCham Indonesia di Jakarta, Jumat (16/9/2016).
Komitmen investasi tersebut, dijelaskan Menperin, meliputi sektor industri makanan dan minuman, industri logam, permesinan dan elektronika, kimia dan industri farmasi. Sementara itu, peluang lain yang potensial bagi investor Amerika Serikat terdapat di sektor hilirisasi industri berbasis sumber daya mineral, industri gasifikasi batubara dan industri petrokimia, industri agro, industri galangan kapal serta industri komponen otomotif dan kedirgantaraan.
Menperin mengharapkan dukungan dari pelaku industri Amerika Serikat dalam meningkatkan nilai tambah pada industri Indonesia melalui hilirisasi industriuntuk mengurangi ketergantungan industri domestik terhadap bahan baku impor, bahan pendukung dan barang modal.
Selain itu, Menperin juga mempromosikan empat kawasan industri yang sangat prospektif untuk investor yang saat ini sedang dibangun, yakni kawasan industri Dumai, kawasan industri JIIPE Gresik, kawasan industri Kendal serta kawasan indstri Kaltim. Keempatnya memiliki lokasi yang strategis, didukung fasilitas infrastruktur yang memadai serta memiliki sumber daya alam dan energi yang dibutuhkan oleh industri.
Dalam sesi diskusi yang juga menghadirkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong, dengan moderator Managing Director AmCham Indonesia Lin Neumann tersebut, Airlangga mengharapkan investasi Amerika Serikat di Indonesia dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kedua negara dalam meningkatkan nilai tambah industri manufaktur dan, bila memungkinkan, meningkatkan kontribusi signifikan industri dalam negeri pada jaringan produk global. “Investasi Amerika Serikat di sektor industri berperan penting dalam peningkatan kapabilitas teknologi di Indonesia, sehingga Indonesia dapat berpartisipasi dalam global value chain,” ujarnya.
Dalam lima tahun terakhir, Indonesia memperoleh surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar 8,6 Miliar Dolar AS. Pada 2015, ekspor Indonesia ke Amerika Serikat sebesar USD16,2 Miliar, sedangkan impor mencapai USD7,6 MIliar. Pada triwulan II 2016, penanaman modal asing (PMA) di sektor industri mencapai 3,85 Miliar Dolar AS, atau meningkat 58,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2015 (2,43 Miliar Dolar AS). Di semester I 2016, indusri manufaktur berkontribusi hingga 9,32 Miliar Dolar AS, atau 66,2 persen dari total investasi asing sebesar 14,07 Miliar Dolar AS.
Amerika Serikat merupakan tujuan ekspor utama produk Indonsia, selain Jepang, Tiongkok dan Singapura. Namun, Indonesia masih berada di posisi keenam negara asal impor bagi Amerika Serikat, di bawah Cina, Singapura, Jepang, Thailand dan Malaysia.Diharapkan, posisi Indonesia dapat menguat sebagai salah satu partner strategis di kawasan Asia.
Untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, pemerintah Indonesia memberikan insentif bagi investor, di antaranya tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea masuk untuk impor mesin dan bahan baku tertentu.
Kerjasama Pengembangan IKM