Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis Indonesia akan menjadi negara maju dalam satu dekade ke depan. Kunci suksesnya adalah generasi muda yang giat belajar dan berkomitmen tampil unggul sehingga mampu menghadapi persaingan global.“Majunya Indonesia, membutuhkan generasi muda yang selalu siap untuk maju dan bersaing. Untuk bisa siap bersaing, maka perlu committed to excellence,” ujarnya pada Seminar Pendidikan SMA Kanisius, Jakarta, Jumat (16/9/2016).
Apalagi, kata Menperin, dunia industri saat ini memerlukan tenaga kerja yang terampil dan kompeten. Hal ini sejalandengan upaya peningkatan daya saing dan nilai tambah produk yang dihasilkan agar diminati pasar yang kian terbuka.“Kita ketahui, sektor industri merupakan motor penggerak utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karenanya, diperlukan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang sesuai kebutuhan industri saat ini,” tegasnya.
Berdasarkan perhitungan Kementerian Perindustrian, dengan target pertumbuhan industri nasional sebesar 5-6 persen per tahun, sektor industri memerlukan tenaga kerja sebanyak 600 ribu orang setiap tahun.Dalam hal ini, Kemenperin telah mengembangkan program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk mencetak SDM industri berbasis kompetensi. “Salah satunya melalui Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Solo dan memfasilitasi program diklat 3in1 untuk operator mesin garmen,” ungkap Airlangga.
Sebagaimana diketahui, industri TPT merupakan sektor padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang atau sebesar 10,36 persen tenaga kerja di sektor industri. “Kami menargetkan industri TPT selaku sektor strategis dan prioritas ini segera menjadi tuan rumah di negeri sendiri sekaligus masuk dalam jajaran lima besar negara eksportir TPT dunia,” paparnya.
Saat ini, Kemenperin telah memiliki 9 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 8 Politeknik, dan 1 Akademi Komunitas Industri yang menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang industri. “Sesuai amanat UU Perindustrian, kami akan terus kembangkan unit-unit pendidikan sejenis di kawasan industri serta wilayah-wilayah pusat pertumbuhan industri,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Menperin juga memberikan tiga kiat dalam menciptakan karakter unggul untuk generasi muda Indonesia. Pertama, membangun integritas, yang dilakukan dengan menunjukkan nilai-nilai positif dalam setiap tindakan dan perkataan serta berperilaku tulus dan nyata.
Kedua, belajar dari kesalahan. Airlangga mangatakan, kegagalan perlu dijadikan umpan balik karena akan memberikan pelajaran tumbuh dan berhasil. “Ketiga adalah bicara jujur dan ramah. Oleh karena itu, berpikir sebelum berbicara dan pastikan tujuannya positif,” ungkapnya.
Airlangga sebagai pengagum ajaran Mahatma Gandhi, juga menyampaikan 7 Ajaran Mahatma Gandhi yang perlu direnungkan terkait dengan 7 hal yang harus dihindari, yaitu kesenangan tanpa kesadaran, kekayaan tanpa kerja, pengetahuan tanpa karakter, bisnis tanpa moral, ilmu tanpa kemanusiaan, penghargaan tanpa pengorbanan, dan politik tanpa prinsip.