"Saya berharap negara-negara lain bisa memanfaatkan Global Fishing Watch dengan positif, karena penggunaan gfc ini bukan hanya soal monitoring. Data yang digunakan juga sebagai timbal balik untuk pemerintah dan reformasi kebijakan yang lebih baik. Itulah sebabnya saya mendorong setiap negara untuk terlibat dalam inovasi yang luar biasa ini", tutupnya.
Global Fishing Watch merupakan konsorsium yang terdiri dari Google Earth Outreach, Sky Truth, dan Oceana yang menyediakan perangkat visualisasi aktivitas pergerakan kapal global berbasis Sistem Identifikasi Otomatis (AIS). Dengan menggabungkan data VMS dan AIS maka visualiasi pergerakan kapal penangkapan ikan di Indonesia bisa dilihat di Google Earth dan Google Maps.
AIS dirancang sebagai platform keamanan bagi kapal agar terhindar dari tabrakan di laut. Sistem itu menampilkan secara cukup akurat antara lain identitas kapal, lokasi, kecepatan, hingga arah tujuan kapal. VMS selama ini menjadi sistem pemantauan yang diwajibkan pemerintah kepada perusahaan penangkapan ikan komersial. Dalam sistem Global Fishing Watch, data-data VMS terhubung secara komputasi awan (cloud computation).