Kebanyakan orang hanya tergiur saat melihat seseorang sudah mencapai kesuksesan, padahal, sebelumnya, orang-orang sukses hampir selalu berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian. Tak terkecuali Desmond Wira.
Dalam dunia perdagangan forex dan saham, nama Desmond Wira sudah cukup banyak dikenal Ia adalah salah seorang figur trader Indonesia yang juga dikenal produktif menulis buku mengenai trading saham dan investasi.
Tak hanya itu, Desmond memiliki situs Juruscuan.com yang merupakan situs interaktif asuhan lelaki yang berdomisili di Bogor tersebut. Situs tersebut menjadi sebagai wadah bagi para trader Indonesia untuk berbagi pengalaman dan belajar bagi trader pemula.
Kesuksesan Desmond tak datang begitu saja. Awal mulanya, ketertarikan Desmond kepada dunia trading forex dan saham berawal pada tahun 1997. Saat itu, dimana saat itu dirinya sedang menempuh pendidikan untuk jenjang Magister di bidang Marketing Universitas Indonesia. Kala itu, banyak mahasiswa yang berkerumun di depan sebuah komputer dan berseru-seru ramai.
Semula Desmond mengira mereka sedang menonton pertandingan bola. Tak tahunya, kawan-kawannya tersebut ternyata sedang asyik bertrading saham. Dari situlah akhirnya ia pun tertarik untuk mencoba bertrading dan menjadi anggota Pojok Saham UI.
Namun pada zaman itu, Desmond mengalami kesulitan ketika mengawali karir tradingnya. Serba sulit sekali baginya mendapatkan materi untuk belajar trading. Buku tentang trading dari dalam negeri saja sulit didapat, apalagi dari luar negeri. Ditambah lagi, waktu itu belum internet belum mewabah seperti sekarang ini.
Beruntung, di perpustakaan kampusnya saat itu buku-buku tentang trading ternyata sudah cukup lengkap. Buku pertama yang ia baca adalah karya Martin Pring tentang Analisis Teknikal. Salinan bukunya saat itu bahkan masih disimpan oleh Desmond Wira hingga saat ini. Ia harus belajar keras dan mencatat referensi sana-sini demi mendapatkan pelajaran trading yang mumpuni.
Apalagi saat itu ia hanyalah seorang mahasiswa rantau dari Solo, Jawa Tengah. Uang sakunya pas-pasan, untuk membuka rekening saham pertamanya saja ia harus menabung dan mengencangkan ikat pinggang karena waktu itu, setoran awal minimal untuk bertrading saham adalah Rp25 juta. Setelah susah payah seperti itupun uang yang berhasil ia kumpulkan cuma Rp4 juta.
Untungnya, salah seorang kawannya berbaik hati memberikan "tumpangan" untuk bertrading menggunakan rekening sahamnya. Desmond Wira mengawali debut trading sahamnya dengan segala kerepotan seorang trader yang nebeng rekening orang.
Belum lagi teknologi di zaman itu. "Boro-boro duduk tenang sambil mantengin platform online seperti sekarang, dulu tidak ada online trading. Semua order dilakukan lewat telepon atau di galeri dengan menuliskan order di kertas kecil lalu dimasukkan ke loket sales. Jadi kadang belum sempat memasukkan order, harga sudah keburu melonjak," kisahnya yang dikutip dari keterangan tertulis yang diterima dari Seputarforex.com, Jumat (16/9/2016).
Yang paling miris adalah di tahun 1998. Keadaan berbalik 180 derajat, dari bahagia karena bonanza profit saham komoditas di tahun 1997, menjadi kerugian besar akibat krisis Asia setahun berikutnya. Pada saat itu, Desmond Wira belum menerapkan cut loss dalam tradingnya.
Walau begitu, selalu ada suka dibalik duka. Meski masa-masa suram bisa sewaktu-waktu datang, Desmond Wira tetap menjalani dunia trading ini dengan enjoy. Sudah menjadi cita-citanya untuk tidak terus-terusan menjadi pegawai dan bekerja sendiri. Waktu yang fleksibel membuatnya menjadikan trading sebagai hobi sekaligus pekerjaan. Sehingga, ia tidak merasa terbebani dengan konsekuensi pekerjaannya tersebut.