Waskita Karya Tawarkan Obligasi Senilai Rp5 Triliun

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 15 September 2016 | 09:45 WIB
Waskita Karya Tawarkan Obligasi Senilai Rp5 Triliun
Gedung PT Waskita Karya Tbk. [setkab.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melanjutkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp5 triliun. Setelah sebelumnya berhasil menerbitkan obligasi tahap pertama Rp2 triliun, perseroan akan kembali menawarkan obligasi tahap kedua sebesar Rp900 miliar.

Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, Kamis (15/9/2016).

Obligasi tahap kedua dari Waskita Karya ini bertenor lima tahun, dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,5 persen per tahun. Rencananya, dana yang diperoleh dari obligasi tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis.

Rinciannya, sebesar 80 persen dana obligasi akan digunakan untuk modal kerja dalam pekerjaan bangunan sipil, gedung, dan proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC). Lalu, sekitar 20 persen akan digunakan untuk investasi dan pembiayaan proyek di beberapa anak perusahaan, seperti PT Waskita Toll Road, PT Waskita Karya Real-ty, dan PT Waskita Karya Energi," kata Kiswoyo.

Adapun PT XL Axiata Tbk (EXCL) kian mendorong pendapatan dari bisnis jaringan data. Salah satunya guna menunjang strategi ini, EXCL mendorong pembangunan menara base transceiver station (BTS), khususnya untuk 4G LTE. "EXCL menganggarkan separuh dari total belanja modal Rp7 triliun tahun ini untuk mendanai proyek 4G," ujar Kiswoyo.

Hingga akhir semester I 2016, pembangunan BTS khusus 4G sudah mencapai 5.250 menara. Bandingkan dengan jumlah BTS akhir Juni tahun lalu 232 menara. Operator telekomunikasi ini menargetkan penambahan 20 persen-30 persen menara lagi hingga akhir tahun. Pendapatan EXCL pada enam bulan pertama tahun ini turun 2,14 persen menjadi Rp10,85 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp11,09 triliun.

"Penurunan pendapatan ini terutama akibat melorotnya pendapatan non data hingga 10,25 persen menjadi Rp5,78 triliun. Pendapatan nondata ini menyumbang porsi terbesar pendapatan EXCL," tutup Kiswoyo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI