Multi Bintang Indonesia Genjot Bisnis Minuman Non Alkohol

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 13 September 2016 | 08:20 WIB
Multi Bintang Indonesia Genjot Bisnis Minuman Non Alkohol
Minuman bir Bintang yang diproduksi PT Multi Bintang Indonesia Tbk. [multibintang.co.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) terus menggenjot bisnis minuman non alkohol. Strategi bisnis ini guna menyiasati regulasi tentang minuman beralkohol yang semakin ketat. Presiden Direktur Multi Bintang menyatakan, ada peningkatan porsi pendapatan perusahaannya dari sektor non alkohol.

Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, Selasa (13/9/2016).

Tahun lalu, segmen non alkohol hanya menyumbang 9 persen dari total pendapatan MLBI. Tapi, selama enam bulan pertama tahun ini, kontribusinya meningkat jadi 13 persen. MLBI menargetkan produk non-alkohol bisa memberikan kontribusi pen-dapatan MLBI di atas 13 persen pada tahun mendatang, MLBI tetap fokus pada pada produk alkohol sehingga ada dua hal yang jadi pendapatan utama.

"Inovasi MLBI jadi kunci strategi perusahaannya agar terus tumbuh. Karena itu, MLBI pun mencari kompetisi. Maka, lahirlah di tahun 2014 produk Bintang Radller, yang menurutnya, membuat kategori baru di industri bir," kata Kiswoyo.

Adapun PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) menjadwal ulang jangka waktu pinjaman perbankan mereka. Dengan perpanjangan jatuh tempo tersebut, beban kewajiban pembayaran cicilan utang perusahaan perkapalan ini bisa lebih ringan.

Sejauh ini, LEAD telah merestrukturisasi utang dengan United Overseas Bank Limited Singapura senilai 44 juta Dolar Amerika Serikat (AS). Pinjaman yang berhasil diperpanjang jadwalnya itu adalah sisa utang 44 juta Dolar AS. Dengan perpanjangan jatuh tempo selama lima tahun ke depan, maka cicilan pokok utang per bulan bisa turun jadi sekitar 900.000 Dolar AS. Kesepakatan itu diteken Juli 2016 lalu. LEAD juga memperpanjang jatuh tempo pinjaman dari DBS Bank Limited.

"Kedua pihak menyepakati perpanjangan sisa utang senilai 30 juta Dolar AS hingga lima tahun ke depan. Seiring perpanjangan tenor ini, cicilan pokok LEAD jadi 400 Ribu Dolar AS sebulan," tutup Kiswoyo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI