Flyover di Brebes dan Tegal Pakai Teknologi Baja Bergelombang

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 12 September 2016 | 13:58 WIB
Flyover di Brebes dan Tegal Pakai Teknologi Baja Bergelombang
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mempercepat pembangunan lima fly over (FO) berteknologi Corrugated Mortar Pusjatan (CMP) atau teknologi baja bergelombang yang merupakan hasil penelitian  Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang Kementerian PUPR di Kabupaten Brebes dan Tegal.

Diketahui bahwa teknologi CMP yang sama saat ini sedang dibangun di FO Antapani di Bandung. Teknologi ini dapat menghemat sampai 35 persen biaya yang digunakan dengan teknologi biasa, selain itu juga pembangunannya bisa lebih cepat.

"Harganya menjadi murah 35 persen, kita coba di simpang Antapani di Bandung dengan  CMP itu kita bisa menghemat costnya, hanya Rp 35 miliar,  namun di Bandung, walikota menambah beautificationnya lagi," tutur Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (12/9/2016).

Menteri Basuki mengatakan, ke lima flyover tersebut dibangun untuk menghilangkan kemacetan akibat perlintasan sebidang kereta api di lima lokasi di Kabupaten Brebes dan Tegal, yaitu perlintasan sebidang Dermoleng, Klonengan, Kesambi, Karang Sawah dan Kretek.

"Kita akan pakai (teknologi CMP-red) untuk mengatasi simpang-simpang sebidang dengan Kereta Api (KA) di kawasan Brexit, di sana ada lima simpang sebidang dengan KA, sekarang sedang ditender, mudah-mudahan 1,5 bulan kedepan sudah bisa kita tetapkan pemenangnya sehingga sebelum mudik 2017 sudah bisa dimanfaatkan," tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono baru-baru ini.

Menteri Basuki mengatakan bahwa saat ini di setiap perlintasan tersebut menghabiskan waktu 5 menit, dalam satu hari 72 kali KA melintas, bahkan saat musim mudik mencapai 90 kali.

"Jadi dalam 1 hari ada 450 menit artinya sudah berapa jam berhenti, ini akan kita coba atasi dengan teknologi CMP," tambah Basuki.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI