Industri Gasifikasi Batubara Jepang Diajak Investasi di Indonesia

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 12 September 2016 | 09:43 WIB
Industri Gasifikasi Batubara Jepang Diajak Investasi di Indonesia
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu dengan Presiden Direktur IHI Corporation Japan Mr. Tsugio Mitsuoka di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (9/9/2016). [Dok Kementerian Perindustrian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indonesia masih punya cukup banyak batubara yang berkalori rendah dan perlu dikonversi untuk menjadi gas sintetis. Untuk itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta indutri asal negeri sakura, IHI Corporation Japan untuk terus mengembangkan usahanya pada bidang gasifikasi batubara di Indonesia. Permintaan ini dilontarkan Airlangga usaimelakukan pertemuan dengan Presiden Direktur IHI Corporation Japan Mr. Tsugio Mitsuoka di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat sore (9/9/2016).

“Upaya ini dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri pupuk dan petrokimia,” kata Menperin dalam keterangan tertulis, Minggu (10/9/2016). 

Menperin menyampaikan, IHI Corporation Japan telah membuat Protoype Plant Project untuk gasifikasi batubara di area pabrik Pupuk Kujang, Jawa Barat. Dalam kerja sama tersebut, anak usaha PT Pupuk Indonesia ini menjadi penyedia lahan, sedangkan IHI Corporation menjadi pengembang dan penyedia teknologi.

Menurut Menperin, gasifikasi juga merupakan salah satu energi alternatif yang bisa digunakan untuk industri. Apalagi, kebutuhan gas di industri pupuk cukup besar. "Dalam waktu dekat, saya akan undang juga pelaku industri pupuk untuk membicarakan hal ini," ungkapnya.

Dapat disampaikan, pabrik ini sudah dibangun sejak Agustus 2013. Pada Januari 2015, pabrik masuk tahap pengujian dan sukses melakukan gasifikasi batubara pertama. “Makanya, kami akan lihat success project-nya hingga saat ini,” kata Airlangga.

Diperkirakan, pabrik beroperasi komersial pada tahun 2017. Dalam masa pengujian, pabrik mengubah 50 ton batubara menjadi 1800 million metric british thermal unit (mmbtu) gas per hari. Adapun komposisi gas yang dihasilkan adalah 20 persen gas co, 30 persen gas co2, dan 50 persen gas h2.

Di samping itu, Airlangga mengatakan, IHI Corporation berkomitmen akan melibatkan engineering dalam negeri pada setiap proyeknya. “Mereka juga punya PT Cilegon Fabricators yang akan mengisi proyek pembangkit listrik 35 ribu Megawatt. Mereka juga telah mampu bikin boilers ukuran besar,” paparnya.

Investasi sektor lain

Di Indonesia, sayap bisnis IHI Corporation Japan melebar melalui anak usahanya, PT Cilegon Fabricators dengan menempati areal seluas 25 hektar di Cilegon yang memproduksi boilers, struktur baja, container cranespressure vessels dan peralatan pabrik lainnya. Total investasi IHI Corp di Indonesia lebih dari USD 10 miliar.

Sedangkan, IHI Corporation Japan memulai usahanya pada tahun 1853 di bidang industri galangan kapal. Saat ini 30 persen usahanya di bidang industri mesin jet dan komponen pesawat terbang, 30 persen berikutnya di bidang industri peralatan pembangkit listrik termasuk nuklir dan sisanya berupa produk-produk presisi seperti turbo charger untuk otomotif, mesin industri, advanced materials dan jasa engineering

Sebelumnya, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengharapkan, IHI Corporation Japan dapat menambah investasi di Indonesia pada sektor maintenance, repair and overhaul (MRO). Hal ini akan turut menggairahkan industri perawatan dalam negeri dan memancing investor lain masuk ke bisnis yang sama atau industri lainnya.

"Mencermati bidang industri IHI dan upaya kita memacu industri MRO, kami mengundang mereka untuk menambah investasi serta melakukan investasi industri MRO di Indonesia khususnya di Pulau Bintan, di mana sedang dibangun kawasan industri khusus untuk MRO," terang Putu. Saat ini, IHI telah melakukan perawatan pesawat milik Garuda Indonesia di Jepang.

Kemenperin mencatat, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada 2015 meningkat 6 persen dibanding tahun 2014. Tercatat pada 2015 sebesar USD 2,87 miliar dan menyerap 115.400 tenaga kerja. Utamanya investasi didominasi sektor manufaktur khususnya otomotif, elektronika, kimia dan farmasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI