Untuk semakin memperkokoh posisi Indonesia sebagai basis microfinance di dunia, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk menggandeng Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar untuk mengembangkan pusat pendidikan microfinance atau Institute of Microfinance UNHAS yang akan didedikasikan untuk pendidikan microfinance di wilayah Indonesia Timur. Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, hari ini, Sabtu (10/9/2016) meresmikan pembangunan Institute of Microfinance UNHAS tersebut dengan menandatangani disain dari gedung microfinance institute UNHAS yang akan terletak di Fakultas Ekonomi UNHAS, Makassar ini. Penandatanganan dilakukan bertepatan dengan acara Dies Natalis ke-60 UNHAS yang dilaksanakan di Gedung Baruga, UNHAS, Makassar.
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam, mengatakan pembangunan microfinance institute UNHAS ini merupakan link and match antara UNHAS sebagai perguruan tinggi yang merupakan pusat pendidikan dan BRI sebagai pelaku perbankan yang selama ini fokus di bidang microfinance.
"Melalui microfinance institute UNHAS, kami berharap bisa terus memperoleh kajian-kajian ilmiah terbaru dalam bidang microfinance dan memperkuat posisi Indonesia yang selama ini sudah dikenal sebagai laboratorium microfinance terbesar di dunia karena suburnya praktek microfinance di sini,” kata Asmawi dalam keterangan resmi, Sabtu (10/9/2016).
Tumbuh suburnya microfinance di Indonesia, tidak lepas dari peran serta para pelaku UMKM yang selama ini mengandalkan microfinance untuk memperoleh modal usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dalam hal akses ke perbankan atau jasa keuangan lainnya. Oleh sebab itu, microfinance dinilai menjadi efektif untuk mengentaskan kemiskinan, mendorong kesejahteraan bagi masyarakat ekonomi lemah berpendapatan rendah, dan juga sarana mendorong keuangan yang semakin terbuka.
BRI sendiri telah memulai kegiatan keuangan mikro sejak tahun 1895. Bahkan, dalam buku karya Marguerite Robinson yang berjudul “The Microfinance Revolution”, BRI bahkan disebut sebagai pelopor revolusi microfinance di dunia karena BRI mulai tahun 1984 menjadi institusi pertama di dunia yang melakukan kegiatan keuangan mikro secara komersial tanpa subsidi pemerintah, campur tangan dana hibah atau donor. Hal itu pula yang kemudian membuat BRI dikenal sebagai The World Best Practices dalam bidang commercial microfinance dan microbanking.
Berkaitan dengan hal tersebut, Asmawi Syam menambahkan,“banyak perguruan tinggi di dunia yang menjadikan Indonesia sebagai studi kasus yang sukses dalam mengembangkan microfinance yang sustain atau berkelanjutan. Sementara di Indonesia, pendidikan microfinance masih jarang diperhatikan. Pembangunan Microfinance Institute UNHAS merupakan tahap awal dari rangkaian pembangunan pusat pendidikan serupa.
"Selanjutnya, kami akan bekerjasama dengan Universitas Andalas, Padang (UNAND) membangun Microfinance Insitute untuk pendidikan microfinance di kawasan Indonesia Barat. Tentunya kami juga berharap untuk melanjutkan kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya,” tutup Asmawi.