Asumsi Makro RAPBN 2017 Dinilai Lebih Realistis

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 10 September 2016 | 06:17 WIB
Asumsi Makro RAPBN 2017 Dinilai Lebih Realistis
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato RAPBN 2017 dan Nota Keuangan dalam Sidang Tahunan DPR RI 2016 di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Direktur Utama Perum LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat mengatakan ada sejumlah faktor yang memberikan pengaruh positif pada pandangan ekonomi 2017, salah satunya asumsi makro pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang dinilai lebih realistis.

"APBN kita jauh lebih realistis yang targetnya memberikan 'outlook' lebih positif, daripada melakukan janji manis, lebih baik sederhana tetapi hasilnya pada 2017, perekonomian Indonesia jauh lebih baik," kata Dirut yang akrab disapa Dimas tersebut saat diskusi IBD Expo 2016 di Jakarta, Jumat (9/9/2016) malam.

Dimas mengatakan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 5,1 persen dalam APBN 2017 lebih realistis dan angka tersebut dinilai cukup baik jika dilihat pada perkembangan ekonomi Asia Timur dan Pasifik.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berjalan cukup baik seperti yang dilaporkan oleh Bank DUnia (World Bank) bahwa ekonomi kawasan Asia tumbuh sekitar 6,3 persen dengan Cina di dalamnya atau 4,8 persen tanpa Cina.

Namun demikian, pergerakan ekonomi Cina selalu berimbas pada perekonomian dalam negeri karena setiap 1 persen penurunan ekonomi Tiongkok, akan berdampak sekitar 0,3 sampai dengan 0,4 persen terhadap penurunan ekonomi Inonesia.

Selain penyusunan APBN yang lebih realistis, Dimas menjelaskan pembenahan (reshuffle) pada kementerian bidang perekonomian yang dilakukan Presiden Joko Widodo juga memberikan pengaruh positif pada "Economic Outlook" 2017.

Ia pun berpendapat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 2017 juga turut berkontribusi menumbuhkan perekonomian daerah.

"Akan ada 101 Pilkada serentak terdiri dari 7 provinsi, 76 kabupaten dan 18 tingkat kota sehingga sedikit banyak akan ada dampaknya terutama ekonomi daerah. Kita melihat akan ada peningkatan pertumbuhan komponen konsumsi," ujar Dimas.

Ia menambahkan pembangunan ekonomi Indonesia didukung oleh proyek-proyek infrastruktur yang sedang dikejar pemerintah dan kontribusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dalam pameran terbuka Indonesia Busines Development Expo 2016 yang berlangsung hingga 11 September mendatang, masyarakat umum diharapkan lebih mengetahui para pelaku bisnis dan berbagai kegiatan serta potensi dari BUMN. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI