Pada hari ini, Rabu (7/9/2016) di Jakarta, PT Barata Indonesia menandatangani Letter of Intent (LOI) dengan Siemens Aktiengesellschaft, perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang elektrifikasi, otomatisasi serta digitalisasi peralatan pembangkit listrik di, Jakarta .
Kerjasama antara kedua perusahaan meliputi kerjasama di bidang pembangkit listrik, termasuk didalamnya manufaktur komponen-komponen pembangkit (gas turbine package), Engineering Design, project management, dan pengembangan Sumber Daya Manusia.
LOI tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PT. Barata Indonesia, Silmy Karim serta dari pihak Siemens Aktiengesellschaft yakni Mr.Nick Muntz CEO of Power and Gas Distributed Generation Business Unit.
Kerjasama antara PT. Barata Indonesia (Persero) dengan Siemens ini dilakukan dalam rangka mendukung dan mengantisipasi program pemerintah dalam pembangunan proyek pembangkit listrik 35 ribu Megawatt (MW).
Direktur Utama PT. Barata Indonesia (Persero) Silmy Karim menyampaikan bahwa kerjasama ini merupakan tindak lanjut dari MOU yang dilakukan PLN dengan Siemens beberapa waktu lalu di Jerman. "Kita mesti memanfaatkan sebaik-baiknya program pembangunan pembangkit 35 ribu MW untuk meningkatkan kemampuan dalam negeridalam hal teknologi pembangkit listrik. Kerjasama ini sangat strategis bagi PT. Barata Indonesia (Persero) agar kedepannya Indonesia dapat memproduksi pembangkit listrik sendiri," kata Silmy.
Guna percepatan penguasaan teknologi, PT. Barata Indonesia (persero) dalam kerjasama dengan Siemens ini juga meliputi Program capacity building SDM Barata melalui program internship serta pelatihan dibidang Engineering, Project Management, Quality, Management and Procurement.
Deputi Pertambangan Industri, Strategis, dan Media Kementerian BUMN Harry Sampoerno menyatakan Kementerian BUMN telah menugaskan PT. Barata Indonesia (Persero) sebagai koordinator perusahaan-perusahaan BUMN dalam program peningkatan lokal konten proyek pembangkit listrik 35ribu MW. "Ada 4 perusahaan BUMN yang berpartisipasi yaitu Barata, PINDAD, PAL, BBI. Dan Dalam hal ini Menteri BUMN menghendaki komponen lokal 75 persen," ujar Harry dalam kesempatan yang sama.
“Kerjasama ini seiring dengan rencana PT. Barata Indonesia kedepan yaitu penajaman lini bisnis yang salah satunya adalah dibidang pembangkit listrik. Barata harus mampu merespon keinginan Pemerintah dalam meningkatkan partisipasi lokal yang ujungnya adalah kemandirian", tambah mantan Direktur Utama PT Pindad tersebut.