Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengakui bahwa hingga saat ini proyek listrik 35 ribu Megawatt sudah menunjukkan banyak kemajuan. Namun, tidak semuanya pembangkit listrik dalam proyek tersebut dapat selesai pada 2019.
"Memang beberapa commercial on date nya sudah berjalan. Tapi nggak mungkin 2019 bisa selesai semua," kata Luhut di Depok, Jawa Barat, Rabu (7/9/2016).
Ia menjelaskan, hal tersebut lantaran, banyaknya kendala terkait pembebasan lahan dan lokasi proyek. Sehingga membutuhkan waktu yang panjang.
"Ini kan ada bisnis yang berjalan, jadi memang masih membutuhkan proses untuk perjalananya," katanya.
Ketika ditanya soal perkiraan berapa banyak yang sudah selesai pada 2019, Luhut mengaku belum tahu. Menurut dia, mendapatkan angka 23-25 ribu megawatt saja sudah bagus.
"Itu yang COD, ya, 10 ribunya lagi under contruction," katanya.
Sebelumnya, pemerintah berkomitmen untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35 ribu MW dalam jangka waktu 5 tahun (2014-2019). Sepanjang 5 tahun ke depan, pemerintah bersama PLN dan swasta akan membangun 109 pembangkit; masing-masing terdiri 35 proyek oleh PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta/Independent Power Producer (IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW. Dan pada tahun 2015 PLN akan menandatangani kontrak pembangkit sebesar 10 ribu MW sebagai tahap I dari total keseluruhan 35 ribu MW.
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6-7 persen setahun, penambahan kapasitas listrik di dalam negeri membutuhkan sedikitnya 7.000 megawatt (MW) per tahun. Artinya, dalam lima tahun ke depan, penambahan kapasitas sebesar 35.000 MW menjadi suatu keharusan. Kebutuhan sebesar 35 ribu MW tersebut telah dikukuhkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Komitmen pemerintah kembali ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo saat memberi pengarahan kepada Direksi dan jajaran PLN beberapa waktu lalu. Presiden menegaskan bahwa target 35 ribu MW bukan target main-main.
Dari 35 ribu MW pembangkit yang akan dibangun, dibutuhkan dana lebih dari Rp1.127 triliun rupiah. Oleh karena itu, keterlibatan pihak swasta/Independence Power Producer (IPP) yang akan membangun 10.681 MW mutlak dibutuhkan.