Kemenperin Terbangkan Produk Fashion Indonesia ke Pasar Eropa

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 03 September 2016 | 20:35 WIB
Kemenperin Terbangkan Produk Fashion Indonesia ke Pasar Eropa
Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono, Jumat (2/9/2016). [Dok Kementerian Perindustrian]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Produk fashion Indonesia telah dikenal memiliki kualitas yang baik di pasar internasional. Untuk itu, Kementerian Perindustrian gencar mempromosikan potensi produk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) ini ke tujuan utama pasar ekspor seperti negara-negara Eropa.

“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah memfasilitasibeberapa desainer terbaik Indonesia untuk mengikuti pameran fashion tingkat internasional seperti Collection Première Moscow (CPM),” kata Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono, Jumat (2/9/2016).

Adapun empat label lokal yang turut berpartisipasi pada Pameran CPM 2016, yakni Itang Yunasz Ready to Wear, Ardistia New York, Alleira Batik, dan Warnatasku. Pameran ini diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus sampai 3 September 2016.

Sigit menjelaskan, program promosi tersebut merupakan inisiasi dari Kemenperin bersama Badan Ekonomi Kreatif, Garuda Indonesia Airlines, dan Kementerian Perdagangan, yang diharapkan menjadi lokomotif bagiproduk industri TPT Indonesia agar dapatgo internationaldengan lebih ekspansif.

“Produk fashion Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Daya kreativitas dari generasi mudaterus tumbuh.Terbukti dari karya mereka yang membanjiri pasar fashion, baik secara online maupun di bazar-bazar label indie,” paparnya

Oleh karena itu, dalam upaya memperluas pasar ekspor,diperlukan upaya membangun posisi strategissehingga pihak luar dapat melihat dan mengenal keunggulan dankekhasan dari produk industri TPTIndonesia. “Misalnya, promosi yang masif terkait potensi dan kreativitas, termasuk keunikan ragam kain yang kita miliki sertakolaborasinya dengan dunia fashion sehingga menjadi busana ready to wear yang unik, yang kami sebut fashion craft,” tuturnya.

Sigit mengharapkan, lima sampai sepuluh tahun ke depan, industri TPT Indonesia sudah siap menyambut para pembelidari luar negeri yang hadir pada pameran internasional yang diselenggarakan di Indonesia. Sehingga target indonesia menjadi pusat industri fashion muslim dan fashion Asia pada 2020 dan 2025 dapat tercapai.

“Dengan mengikuti pameran CPM ini, diharapkannantinyapara buyerstidak ragu lagi untukmelakukan buying trip ke negara kita dengan menghadiri acara-acara fashion yang kita gelar,” ujarnya. Beberapa kegiatan fashion dalam negeri yang telah dikenal, diantaranya Indonesia Fashion Week, Jakarta Fashion Week, sertaJakarta Fashion and Food Festival.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya akan mendorong pembukaan pasar industri TPT nasional ke Uni Eropa karena peluangnya masih cukup besar. “Jadi, kalau pasarnya telah terbuka, kami yakin berpotensi meningkatkan pasar industri tekstil nasional hingga dua kali lipat dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan,” tuturnya.

Saat ini, industri TPT nasional telah menyerap tenaga kerja sebanyak tiga juta orang atau menyumbang sebesar 10,6 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur. Nilai investasi sektor padat karya ini mencapai Rp8,45 triliun.Bahkan, kontribusinya cukup signifikan terhadap perolehan devisa dengan nilai ekspor mencapai 12,28 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2015.

Menperin menambahkan, pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait terus menjalin sinergi dalam menetapkan kebijakan khusus dan tepat bagi industri TPT nasional. Sehingga akan memperkuat kemampuan industri yang berbasis ekspor itu untuk bersaing memenuhi permintaan pasar global.

“Terdapat beberapa insentif yang dinilai paling berpotensi mendongkrak nilai ekspor industri TPT, antara lain yaitu pembebasan pajak pertambahan nilai bagi bahan baku industri TPT yang berorientasi ekspor dan kebijakan harga gas yang berskala keekonomian,” papar Airlangga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI