Pernyataan Putin Ini Picu Kenaikan Harga Minyak Dunia

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 03 September 2016 | 06:31 WIB
Pernyataan Putin Ini Picu Kenaikan Harga Minyak Dunia
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam sebuah wawancara di Wladiwostok, Rusia, Kamis (1/9/2016). [Sputnik/Kremlin /Alexei Druzhinin via Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga minyak dunia yang mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut, akhirnya melonjak di Jumat (waktu setmpat). Hal ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ia ingin Rusia dan OPEC mencapai kesepakatan pembekuan produksi minyak mentah.

Dalam sebuah wawancara pada Jumat (2/9/2016) Putin mengatakan bahwa ia mengusulkan untuk menyelesaikan rencana tersebut, dengan bertemu Wakil Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di KTT Kelompok 20 (G20) di Cina pekan ini.

Pernyataan Putin mendorong kenaikan harga minyak. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bertambah 1,28 dolar AS menjadi 44,44 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman November naik 1,38 dolar AS ditutup menjadi 46,83 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Pernyataan Putin berlawanan pandangan Menteri Energi Rusia Alexander Novak sehari sebelum yang tampaknya meragukan perlunya pembekuan produksi.

Harga minyak mentah telah mengalami penurunan selama empat sesi berturut-turut minggu ini, karena para investors mengkhawatirkan kelebihan pasokan di pasar kian intensif.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu bahwa persediaan minyak mentah AS bertambah 2,3 juta barel menjadi 525,9 juta barel dalam sepekan terakhir yakni pada Jumat (26/8/2016) lalu, mengalahkan konsensus pasar naik 921.000 barel.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dijadwalkan mengadakan pertemuan akhir bulan ini di Aljazair dan harga minyak telah berfluktuasi karena spekulasi bahwa kartel setuju untuk pembatasan pasokan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI