Inilah Penyumbang Deflasi Agustus 2016 Versi BPS

Kamis, 01 September 2016 | 14:34 WIB
Inilah Penyumbang Deflasi Agustus 2016 Versi BPS
Kantor Pusat BPS di Kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (19/8/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Agustus 2016 Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Angka ini diklaim terendah sejak 15 tahun yang lalu di periode yang sama.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan, penyumbang utama deflasi kali ini disebabkan adanya penurunan tarif angkutan umum setelah Lebaran pada bulan Juli.

Ia menjelaskan, untuk tarif angkutan antar kota mengakami penurunan sebesar 11,8 perse  dengan andil -0,11 persen. Penurunan tarif angkutan ini terjadi di 47 kota Indeks Harga Konsumen dengan penurunan tertinggi terjadi di Bungo, Jambi sebesar 29 persen dan Madiun, Jawa Timur 27 persen.

Kedua, lanjut Sasmito, tarif angkutan udara juga mengalami penurunan sebesar 5,28 persen dengan andil -0,06 peraen. Penurunan ini terjadi di 39 kota IHK. Penurunan tertinggi terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat 37 persen dan Taraka serta Tanjung Pinang 32 persen.

"Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan andilnya dalam deflasi sebesar 1,02 persen," kata Sasmito saat konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).

Selain itu, lanjut Sasmito, yang ketiga penyumbang deflasi adalah harga daging ayam ras yang mengalami penurunan sebesar 3,48 persen dengan andil -0,04 persen. 

"Ini karena adanya penurunan permintaan. Terjadi penurunan di 62 kota IHK, tertinggi di Pare-pare, Sulawesi Selatan 16 persen dan Palembang serta Kupang 15 persen," ungkapnya.

Keempat, penurunan harga pada wortel sebesar 21 persen dengan andil -0,03 persen. "Ini wortel turun harganya tajam. Karena pasokannya banyak baik untuk yang impor maupun yang produksi dalam negeri," katanya.

Kelima, lanjut Sasmito, tomat sayur mengalami penurnan harga sebesar 10,21 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 perasen. Ini terjadi karena panen raya di beberapa daerah sentra penghasil tomat sayur. Tertinggi terjadi di Jayapura  turun 34 persen dan Makassar 30 persen.

Keenam adalah bawang merah dengan penurunan harganya 3,32 persen dan andil -0,02 persen. Penurunan tertinggi terjadi di Jambi 17 persen dan Padang Sidempuan 14 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI