PT UBM Pameran Niaga Indonesia akan kembali menyelenggarakan perhelatan pameran serta konferensi industri maritim komprehensif berskala Internasional, MARINTEC Indonesia 2016, pada 23-25 November 2016 di Jakarta International Expo, Kemayoran.
Pameran ini memberikan peluang bagi para pelaku industrI maritim nasional dan internasional untuk bertemu dan berinteraksi serta memperoleh informasi terbaru tentang produk, jasa dan teknologi terkini di dunia maritim serta membawa solusi untuk mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan visi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Christopher Eve, President Direktur PT UBM Pameran Niaga Indonesia mengatakan bahwa langkah pemerintah yang memiliki visi untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim harus didukung semua kalangan. Searah dengan visi tersebut, PT UBM Pameran Niaga Indonesia menyadari bahwa perlu adanya sebuah medium yang dapat membukakesempatan yang baik bagi Indonesia untuk mempromosikan industri maritim dalam negeri di mata internasional.
"Marintec INDONESIA 2016 dihadirkan untuk menjadi medium komunikasi global bagi para pemimpin dan profesional industri maritim untuk saling bertemu, bertukar pikiran dan informasi mengenai perkembangan dan potensi industri maritim, seperti Perkapalan, Galangan Kapal, port & logistik, sarana lepas pantai, dan penangkapan ikan komersial,” kata Christopher dalam keterangan tertulis, Senin (29/8/2016).
Lebih lanjut Christopher Eve mengatakan pameran Marintec merupakan sebuah pameran industri maritim bergengsi bertaraf internasional yang telah dinobatkan menjadi the leading marine exhibition bagi negara-negara seperti China,Korea, Singapore, Taiwan, United Kingdom, Portugal, Panama, India dan Indonesia. "Setelah Indonesia, UBM kembali menyelenggarakan Sea ASIA 2017 edisi ke-enam yang akan berlangsung di Marina Bay Sands pada 25-27 April 2017,” tambah Eve.
Hingga saat ini, laut Indonesia berpotensi meningkat di masa-masa datang, karena jika melihat prospek perkembangan perekonomian di wilayah Asia masih menjanjikan. Berdasarkan data Badan Pangan Dunia (FAO), nilai perekonomian dari laut Indonesia diperkirakan mencapai 3 triliun dollar AS hingga 5 triliun dollar AS, atau setara Rp36 ribu triliun hingga Rp60 ribu triliun pertahun, karena Indonesia memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dengan potensi nilai perdagangan yang sangat tinggi.
"Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah harus terus meningkatkan pembangunan infrastruktur pelabuhan, meningkatkan daya saing industri perkapalan, perikanan dan mendorong pertumbuhan ekspor," jelas Eve.
Sektor maritim menjadi tulang punggung visi Indonesia dan terus dikembangkan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Karena itu, sektor maritim menjadi salah satu sektor prioritas yang ditetapkan pemerintah, sehinggamasuk dalam 30 proyek prioritas pemerintah yang akan mendapatkan pengawalan ekstra hingga 2019.
Konektivitas antarpulau dengan pelabuhan pemandu pelayaran internasional menjadi prioritas pemerintah dengan membangun Pelabuhan Hub International Kuala Tanjung, Pelabuhan Hub International Bitung NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) dan Pelabuhan di Jawa Barat bagian utara.
Agar pembangunan dan pengembangan sektor maritim dapat berjalan dengan baik, salah satu langkah konkret yang juga harus dilakukan adalah melalui investasi. Pemerintah harus mampu menarik lebih banyak investor domestik dan internasional untuk berinvestasi dan berpartisipasi dalam memajukan industri maritim di Indonesia. Salah satunya dengan terus mempromosikan industri maritim Indonesia kepada investor, baik itu di dalam maupun di luar negeri melalui berbagai medium yang tepat.
“MARINTEC INDONESIA 2016 hadir dengan beberapa kegiatan yang terdiri dari: pameran, konferensi, seminar teknis dan networking dengan tema seputar peralatan kelautan, teknologi pembuatan kapal, dan layanan maritim. Konferensi akan diisi oleh tokoh-tokoh maritim Indonesia dan pembicara dari masyarakat maritim internasional, seminar teknis dan presentasi oleh para pakar mengenai perkembangan terkini atas produk dan teknologi kelautan,” tutup Christopher Eve.