Suara.com - Kurs dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat (26/8/2016) waktu Amerika atau Sabtu pagi WIB, menyusul pernyataan Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen tentang kenaikan suku bunga.
"Mengingat berlanjutnya kinerja solid dari pasar tenaga kerja serta prospek untuk kegiatan ekonomi dan inflasi, saya percaya alasan untuk peningkatan suku bunga federal funds telah menguat dalam beberapa bulan terakhir," kata Yellen dalam pidato di sebuah konferensi para bankir bank sentral di Jackson Hole, negara bagian Wyoming, AS Jumat.
Menunjuk ke pertumbuhan yang solid dalam pengeluaran rumah tangga dan penguatan pasar kerja, Yellen mengatakan bahwa ekonomi AS "sekarang mendekati" target-target yang dibutuhkan Fed pada ketenagakerjaan maksimum dan stabilitas harga.
Para analis mengatakan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga secepatnya setelah September. Tapi sekitar 71 persen dari 62 ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal bulan ini percaya bahwa Fed akan menunggu sampai Desember untuk menaikkan suku bunganya.
Di sisi ekonomi, ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,1 persen pada kuartal kedua tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya 1,2 persen, Departemen Perdagangan mengatakan Jumat.
Dalam laporan terpisah, departemen melaporkan bahwa defisit perdagangan internasional mencapai 59,3 miliar dolar AS pada Juli, turun 5,2 miliar dolar AS dari 64,5 miliar dolar AS pada Juni.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,83 persen menjadi 95,562 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh ke 1,1185 dolar AS dari 1,1281 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3127 dolar AS dari 1,3169 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia merosot menjadi 0,7554 dolar AS dari 0,7614 dolar AS.
Dolar AS dibeli 101,87 yen Jepang, lebih tinggi dari 100,56 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS juga menguat jadi 0,9789 franc Swiss dari 0,9680 franc Swiss, dan bergerak naik menjadi 1,3006 dolar Kanada dari 1,2929 dolar Kanada.
Di pasar komoditas, harga minyak dunia juga naik. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 0,31 dolar AS menjadi menetap di 47,64 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober bertambah 0,25 dolar AS menjadi ditutup pada 49,92 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Namun kenaikan harga minyak lebih lanjut dibatasi, karena pasar tetap lesu setelah para produsen utama Organisasi Negara-negara pengekspor Minyak (OPEC) meragukan kemungkinan pemotongan produksi.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh, Jumat, mengatakan negaranya menginginkan pangsa pasar minyak mentah sebelum sanksi Barat dijatuhkan, dalam komentarnya yang menyatakan Teheran mungkin tidak akan mendukung upaya-upaya kartel OPEC menyepakati pembatasan produksi bersama-sama dengan Rusia.
"Iran akan bekerja sama dengan OPEC pada peningkatan harga dan keadaan pasar minyak mentah, tapi kami berharap hak kami untuk mengembalikan pangsa pasar kami yang hilang di pasar diperhatikan," katanya, seperti dilaporkan layanan berita SHANA. (Antara)
The Fed Isyaratkan Suku Bunga Naik, Dolar-Harga Minyak Juga Naik
Esti Utami Suara.Com
Sabtu, 27 Agustus 2016 | 08:10 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Rupiah Berotot Tundukan Dolar AS Senin Pagi
11 November 2024 | 10:24 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI
Bisnis | 10:44 WIB
Bisnis | 09:21 WIB
Bisnis | 09:21 WIB
Bisnis | 09:20 WIB
Bisnis | 09:19 WIB
Bisnis | 08:39 WIB
Bisnis | 07:43 WIB
Bisnis | 07:40 WIB