Jokowi Ancam Obrak-abrik Kementerian yang Hambat Kemudahan Usaha

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 27 Agustus 2016 | 04:04 WIB
Jokowi Ancam Obrak-abrik Kementerian yang Hambat Kemudahan Usaha
Presiden Joko Widodo menghadiri Silahturahmi dan Dialog Nasional Ikatan Senior Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (ISHI) di Jakarta, Jumat (26/8) [Antara/Jusuf Widodo].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengancam akan mengobrak-abrik kementerian atau lembaga yang menghambat upaya pemerintah menaikkan peringkat kemudahan berusaha.

"Perbaikan kecil tak cukup. Harus diobrak-abrik betul. Kalau bawahan tak siap dan mampu, ganti. Direktur, kabag tidak siap, ganti. Saya sudah perintah seperti itu," kata Jokowi dalam acara Silaturahmi dan Dialog Nasional Ikatan Senior Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (ISHI) di Jakarta, Jumat (26/8/2016).

Namun Jokowi mengatakan maksud obrak-abrik bukan berarti harus ganti menterinya.

"Perbaiki dulu, jangan diganti, kan baru saja diganti," kata Jokowi.

Ia menyebutkan peringkat Indonesia dalam kemudahan untuk memulai berusaha jauh tertinggal dengan negara-negara tetangga. Singapura menempati nomor 1, Malaysia 18, Thailand 49 sementara Indonesia 109.

"Jauh sekali, karena itu saya minta kepada Menko Perekonomian agar tahun depan kita naik ke 40. Langkahnya tugas menteri, silahkan dibicarakan," kata Presiden.

Ia menyatakan tidak mau Indonesia hanya menempati nomor 60.

"Saya tidak mau ditawar cuma 60. Apa kita ingin semakin jauh tertinggal. Sudah, kementerian mana yang menyulitkan langsung diobrak-abrik," katanya.

Ia menyebutkan kalau pemerintah tidak berani mencapai target kemudahan berusaha, Indonesia akan tertinggal dengan negara tetangga. Indonesia akan tertinggal dari Malaysia, Thailand, Vietnam.

"Saya tidak mau itu," katanya.

Dalam kesempatan itu Presiden juga meminta agar pengusaha nasional merangkul para pengusaha di daerah.

"Ajak mereka jadi subkontraktor, jangan dikerjakan sendiri. Ekonomi kita adalah ekonomi gotong royong, jangan sampai dipegang BUMN sepenuhnya, saya pengin 80 persen ditangani swasta," katanya.

Sementara itu mengenai pertumbuhan ekonomi, Presiden berharap pada kuartal III 2016 ada kenaikan walaupun kecil.

"Kita terburuk tahun 2015 yaitu 4,92 persen, kalau tidak direm, anjlok terus, mudahan-mudahan kuartal III naik, enggak apa-apa sedikit-sedikit," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI