Suara.com - Beberapa orang merasa galau ketika hendak membuka usaha. Takut rugi, itu wajar. Tapi kalau takut melangkah terus, kapan majunya? Punya usaha itu ya kalau nggak untung pasti rugi. Bisa sih, impas. Tapi biasanya ada keuntungan dikit, atau sebaliknya, kerugian yang juga dikit. Nggak impas pas.
Karena itulah diperlukan perencanaan yang matang sebelum buka usaha. Kira- kira apa usaha yang cocok dengan kita, termasuk risiko kerugiannya.
Salah satu jenis usaha yang sering dilirik adalah katering. Nggak hanya ibu-ibu, lho. Bapak-bapak juga banyak yang buka usaha katering. Gimana nggak tertarik, omzet peluang usaha katering memang bikin ngiler. Kata orang-orang, selama manusia butuh makan, usaha yang berhubungan dengan makanan nggak akan mati.
Perkataan itu bisa berarti dua hal. Yang pertama, bisnis makanan dalam hal ini katering sudah ada pasarnya yang kokoh. Kedua, peta persaingan menjadi sempit lantaran banyak yang terjun ke bisnis ini saking gurihnya.
Dari dua hal tersebut, poin terakhir yang mesti kita waspadai. Bukan apa-apa ya, peluang usaha katering memang akan selalu ada. Selain itu, modal usaha katering tergolong minim!
Simak saja potensi keuntungan usaha katering di bawah ini:
Misalnya Bu Kiky buka usaha katering dengan fokus nasi boks. Modalnya: Rp 5 juta saja untuk sebulan. Rata-rata per boks ia jual Rp 15 ribu untuk paket termurah. Minimal pesanan ia patok 30 boks.
Jika ada order 30 nasi boks, berarti omzetnya: Rp15 ribu x 30boks = Rp450 ribu.
Itu baru satu order untuk satu hari. Umpamanya order itu ada tiap hari selama sebulan, berarti omzetnya: Rp450 ribu x 30 hari = Rp13,5 juta! Dengan modal Rp5 juta, berarti Bu Kiky untung Rp8,5 juta.
Memang, perhitungan di atas hanya perkiraan. Meski begitu, bukan mustahil keuntungan yang didapat sebesar itu.
Bahkan bisa lebih kalau modal dapat ditekan sekecil mungkin. Untuk menyiasati modal, yang harus kita lakukan adalah membuat makanan yang bervariasi dari bahan yang itu-itu saja.
Misalnya dengan bahan wortel, jagung muda, kol, kubis, dan kentang, kita paling gak bisa bikin 2 jenis masakan. Yakni sayur sop dan capcay. Tambah dengan mi, jadi deh satu menu lagi: mi goreng.
Sudah bukan rahasia lagi, jika beli bahan banyak sekalian bisa lebih murah harganya. Dengan begitu, pengeluaran bisa diminimalkan. Apalagi jika bisnis katering ini dijalankan bersama keluarga. Artinya, nggak perlu bayar upah pekerja buat bantu bisnis. Lebih ngirit lagi pastinya.
Yang nggak kalah penting adalah promosi. Bisnis tanpa promosi yang ampuh paling jalan sebulan dua bulan. Karena itu, nggak perlu ragu ngasih harga perkenalan saat baru buka. Buat yang pesen banyak, kasihlah bonus, misalnya free delivery. Atau kasih tambahan buah di boks, gak perlu yang mahal. Pisang juga cukup.
Dan jangan sampai lupa. Karena ini bisnis makanan, maka kualitas rasanya perlu dijaga. Jika dari buka rasanya sudah amburadul, jangan berharap dari modal Rp5 juta itu bisa mendapat keuntungan puluhan juta.
Secara potensi, bisnis katering amatlah menjanjikan meski banyak pesaingnya. Tinggal kitanya, siap belum masuk ke arena pertempuran. Jika sudah siap lahir-batin, jangan ragu. Yuk, rebut kesempatan mereguk rupiah dari usaha katering.
Baca juga artikel DuitPintar lainnya:
Kisah Inspiratif 5 Pengusaha Muda Usia 20 Tahun yang Bisa Kamu Tiru
5 Usaha Sampingan Anak Muda Paling Populer di Indonesia dan Berapa Modal yang Dibutuhkan
5 Tips Promosi Usaha Sampingan Lebaran Biar Barokah Maksimal
Published by Duitpintar.com |