Pasar Saham Eropa Melemah Akibat Saham 3 Sektor Ini Melorot

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 26 Agustus 2016 | 09:19 WIB
Pasar Saham Eropa Melemah Akibat Saham 3 Sektor Ini Melorot
Suasana bursa saham Frankfurt, Jerman. [Antara/Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (25/8/2016) ditutup naik sebesar 50 poin atau 0,93 persen ke level 5.454 setelah bergerak di antara 5.412-5.454. Sebanyak 159 saham naik, 148 saham turun, 87 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp7.435 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp 682 miliar

Penjelasan tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe, Jumat (26/8/2016).

"IHSG menguat 50 point membentuk candle dengan body naik indikasi kekuatan naik. IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 5412 sampai 5351 dan resistance di level 5476 sampai 5500," kata Kiswoyo.

Pasar Amerika ditutup melemah pada akhir perdagangan. Masih dipicu investor yang menunggu pidato kenaikan suku bunga oleh Ketua Federal Reserve Janet Yellen. Indeks Dow Jones melemah 0,17 persen ke level 18,450, Nasdaq melemah 0,17 persen ke level 4,775 dan Indeks S& P juga melemah 0,13 persen ke level 2,172.

Pasar Eropa melemah terseret penurunan saham sektor pertambangan, farmasi serta otomotif. Para investor juga berhati-hati menanti berita mengenai The Federal Reserve AS. Minimnya data ekonomi dan laporan earning membuat investor berfokus pada pidato pimpinan The Fed, Janet Yellen, pada hari Jumat (26/8/2016) di pertemuan tahunan bank sentral global. Pidato Yellen tersebut diharapkan memberikan indikasi kapan suku bunga akan dinaikan, serta outlook perekonomian AS untuk jangka panjang. "Indeks FTSE 100 melemah 0,28 persen menjadi 6816, sementara CAC turun 0,65 persen menjadi 4406, dan Indeks DAX Jerman memimpin penurunan sebesar 0,88 persen menjadi 10529," ujar Kiswoyo.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi rendah di akhir tahun ini. Otoritas moneter memperkirakan, inflasi bisa berada di bawah angka 3,5 persen year on year. Deputi Gubernur Senior BI mengatakan, komitmen pemerintah untuk mengen-dalikan harga pangan sangat baik. Tak hanya itu, pemerintah juga memberi sinyal untuk membuka keran impor. Tahun ini, inflasi mungkin di bawah 4 persen bahkan di bawah 3,5 persen tergantung beberapa skenario, tetapi inflasi baik, indeks harga konsumen (IHK) tahun lalu juga mencatat inflasi rendah, yaitu sebesar 3,35 persen. Inflasi tahun lalu merupakan inflasi terendah selama lima tahun terakhir.

Untuk tahun ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan pada Juli 2016 tercatat sebesar 0,69 persen. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender Januari–Juli 2016 sebesar 1,76 persen dan tingkat inflasi tahunan Juli 2016 sebesar 3,21 persen. Sementara itu, berdasarkan survei harga mingguan yang dilakukan oleh BI, hingga pekan ketiga Agustus, IHK bulan ini diperkirakan mencatat deflasi sebesar 0,06 persen. Gubernur BI Agus Martowardojo sebelumnya mengatakan, deflasi terjadi karena adanya koreksi pada biaya angkutan umum udara dan deflasi pada harga daging ayam.

REKOMENDASI

TERKINI