Forextime: Brexit Terbukti Tak Negatif, Poundsterling Menguat

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 24 Agustus 2016 | 11:49 WIB
Forextime: Brexit Terbukti Tak Negatif, Poundsterling Menguat
Mata uang Poundsterling asal Inggris. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

VP of Market Research Forextime Jameel Ahmad menyatakan walaupun Dolar Amerika Serikat (AS) berupaya bangkit di pasar valuta asing (valas) karena adanya pernyataan dari sejumlah pejabat The Federal Reserve tentang kemungkinan peningkatan suku bunga AS dalam beberapa bulan mendatang, Rupiah ternyata berhasil bertahan dan melawan tekanan dari Dolar AS. 

Walaupun pergerakannya sangat kecil, kurs Rupiah melemah pada perdagangan hari selasa sebesar 0,03 persen ke level 13,222. Ini dapat menjadi indikasi bahwa pasar masih meragukan kemampuan The Fed untuk melaksanakan pernyataannya di satu sisi. "Sepertinya ada optimisme bahwa pasar berkembang lebih siap untuk menghadapi peningkatan suku bunga AS tahun ini dibandingkan peningkatan suku bunga AS pertama yang bersejarah pada akhir 2015," kata Jameel dalam keterangan tertulis Rabu (24/8/2016).

Rupiah juga mampu bertahan di tengah aksi jual besar-besaran di pasar minyak yang dapat merusak selera risiko dan ketertarikan terhadap mata uang pasar berkembang.

Disisi lain, fase pemulihan Poundsterling masih berlanjut di pekan perdagangan baru ini. Poundsterling menguat pekan lalu setelah data ekonomi mengindikasikan bahwa hasil referendum Uni Eropa mungkin tidak memberi pengaruh negatif terhadap ekonomi Inggris sebesar yang dikhawatirkan. Kurs Poundsterling mencapai sedikit di atas 1.32 hari ini, level tertinggi sejak awal Agustus dan cukup jauh dari level terendah awal bulan ini di sekitar 1.28. Hal ini mendukung argumen bahwa investor tertarik untuk membeli Poundsterling setelah data ekonomi pekan lalu menghapus kekhawatiran tentang perlambatan langsung ekonomi Inggris pasca Brexit.  

"Saya pribadi masih berpendapat bahwa saat ini terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa rilis ekonomi terkini akan menanamkan pendapat bahwa ekonomi Inggris tidak terkena pengaruh negatif dari hasil referendum Brexit sebesar yang dikhawatirkan sebelumnya. Proses keluar dari Uni Eropa ini, apabila benar-benar terjadi, akan membutuhkan waktu setidaknya 2 tahun dan artinya ada potensi risiko terhadap ekonomi Inggris di jangka yang lebih panjang. Investasi dari luar negeri, kemungkinan peningkatan tekanan harga, pengurangan lowongan kerja dari perusahaan Inggris, dan potensi dampak terhadap sejumlah indikator utama seperti PMI hanyalah sebagian dari banyak variabel yang harus dipantau pasar," jelas Jameel.

Apakah reli penguatan Poundsterling ini akan berlanjut? Menurutnya, pola pikir investor dalam beberapa bulan terakhir ini adalah jual saat reli, dan dirasa belum berubah. Calon pembeli mungkin akan memantau untuk melihat apakah kurs Poundsterling terhadap Dolar AS ditutup di atas 1.32 hari ini, yang dapat menjadi basis teknikal untuk peningkatan lebih lanjut. "Meninjau hal tersebut, kita sudah sering menyaksikan sebelumnya bahwa momentum kurs Poundsterling dapat berubah dengan sangat tiba-tiba. Dan saat tekanan jual dimulai, Poundsterling dapat merosot dengan sangat cepat," tutup Jameel.   

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI