“Kami berpesan kepada seluruh peserta agar terus belajar dengan baik, disiplin dan bertanggung jawab. Setelah penempatan kerja nanti juga terus meningkatkan kompetensi, disiplin, kejujuran dan etos kerja serta menunjukkan profesionalitas dalam bekerja,” paparnya.
Setelah mendapatkan pengalaman bekerja yang cukup, Menperin berharap ke depannya, para lulusan diklat ini dapat membuat kelompok usaha bersama untuk pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di sektor tekstil, dengan menerima pesanan dari perusahaan-perusahaan TPT yang telah berkembang. “Saya meminta kepada BDI Jakarta dan Pusdiklat Industri dapat segera memfasilitasi pengembangan wirausaha industri tersebut,” tegasnya.
Di sela pembukaan diklat ini, Menperin juga menyaksikan penandatanganan MoU antara Kapusdiklat Industri dengan pemimpin perusahaan garmen, di antaranya PT Handsome, PT Crevis Tex Jaya, dan PT Young Won Indonesia. Setelah itu, Menperin melanjutkan kegiatannya dengan meninjau laboratorium uji helm SNI di Balai Besar Kimia dan Kemasan, Jakarta.
Kinerja ekspor industri TPT
Pada kesempatan yang sama, Dirjen IKTA mengatakan, kinerja ekspor industri TPTnasional selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,28 persen dengan nilai ekspor pada tahun 2015 mencapai 12,28 miliar Dolar Amerika Serikat (AS).
Kinerja ini masih lebih baik jika dibandingkan kinerja ekspor nasional sekitar 4,69 persen dan ekspor non migas sebesar 8,92 persen. “Hal ini tentunya tidak terlepas dari kerja keras pemerintah bersama seluruh pelaku industri TPT dalam negeri untuk bisa tetap bertahan menghadapi persaingan global yang semakin tajam,” ujar Sigit.
Menurutnya, prospek pertumbuhan industri TPT nasional semakin baik pada masa mendatang karena permintaan pasar di dalam negeri yang terus melonjak serta meningkatnya konsumsi dunia. Apalagi, pangsa pasar industri tekstil Indonesia hanya dua persen dari pasar tekstil dunia, sehingga membuka peluang besar untuk memperluas pasar industri TPT nasional di pasar dunia.
“Peluang pasar ekspor tersebut terbuka bagi industri TPT nasional yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, desain yang up to date dan kemampuan pasok yang cepat,” tutur Sigit.