Menengok Kamanggih, Desa Mandiri Energi di Sumba Timur

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 17 Agustus 2016 | 14:43 WIB
Menengok Kamanggih, Desa Mandiri Energi di Sumba Timur
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro di Desa Kamanggih, Sumba Timur, NTT. [Dok Feri Latief]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dampak keberadaan listrik di desa Kamanggih ternyata luas. Warga tak perlu lagi mengambil air di lembah-lembah yang jauh atau mencari kayu bakar. Waktu luang banyak di gunakan untuk bertani dan berkebun. Hasilnya mereka mulai mandiri pangan dan tentu saja energi.

Ekonomi masyarakat pun mulai membaik. Walau tidak ada data resminya tapi secara kasat mata terlihat. Hasil tani dan kebun meningkat.  Ibu-ibu yang menenun lebih produktif karena bisa menenun di malam hari diterangi lampu listrik. Kemudahan air bersih juga meningkatkan kesehatan. Tahun 2014 yang lalu telah berdiri untuk pertama kali sekolah menengah atas di sana!

Dampak negatif tentu saja ada. “Anak-anak senang nonton tv sampai jauh malam,” jelas Umbu. Pemakaian lsitrik pun mulai meningkat. “Kami harus mulai memikirkan meningkatkan daya listrik. Dua atau tiga tahun ke depan kita harus mencari potensi baru untuk sumber daya,” terang Umbu.

Revolusi Mental

Ada lagi tantangan lain di depan. “Soal mentalitas!” tegas Umbu. Ia menjelaskan dengan kehadiran listrik secara swadaya dan swakelola ikut membentuk mental warga desanya. Sebelum Presiden Jokowi mencanangkan “Revolusi Mental” warga desanya sudah bisa merevolusi mentalnya sendiri.

“Masyarakat sudah mandiri secara ekonomi, pangan dan energi. Program pemerintah yang memberi bantuan tunai langsung kemasyarakat menjadi tantangan kita selanjutnya,” tegas Umbu.

Seperti diketahui selain ada dana desa dari APBN juga ada ada program Anggur Merah (Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera) yang dijalankan pemerintah daerah NTT.  Belum lagi ada program Bantuan Langsung Tunai, Beras Murah dan yang gratis-gratis lainnya yang semuanya bisa mempengaruhi mental masyarakat yang sudah mandiri secara energi, pangan dan ekonomi.

Tanpa disadari program pemerintah yang bertujuan baik ternyata bisa berakibat buruk pada masyarakaat. “Itu tantangan kita ke depan bagaimana agar masyarakat tidak terlena dengan segala macam bantuan dan menjadi malas,” tandas Umbu menutup perbincangan.

Di desa Kamanggih kita melihat kegigihan warga desa untuk melawan ketinggalan dengan energi baru dan terbarukan. Ternyata berdampak luas dan positif bagi kehidupan warga desanya.  Too good to be true!

Ini menjadi contoh yang baik bagi kawasan lain di Indonesia yang sedang membangun energi listrik tanpa merusak lingkungan dan tetap menjaga kelestarian. (Feri Latief)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI