Presiden Joko Widodo hari ini menyampaikan Rancangan Undang-undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RUU APBN) 2017 di hadapan seluruh pimpinan maupun anggota MPR, DPR, dan DPD RI.
Ini adalah kedua kalinya Jokowi tampil untuk agenda sakral tersebut. Dalam pidatonya, Jokowi menyebut bahwa kesejahteraan masyarakat di Indonesia sudah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.
"Data pada Maret tahun 2016 menunjukkan tingkat kemiskinan berhasil ditekan menjadi 10,86 persen. Tingkat ketimpangan yang ditunjukkan oleh gini ratio juga berhasil dikurangi menjadi 0,40. Dan tingkat pengangguran berhasil diturunkan menjadi 5,5 persen," kata Jokowi di gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2016).
Sementara itu, lanjut Jokowi, Indeks Pembangunan Manusia yang menunjukkan akses masyarakat terhadap sumber ekonomi, pendidikan, dan kesehatan terus mengalami kemajuan hingga mencapai angka 69,55 pada tahun 2015.
Namun, menurut Jokowi, apa yang sidah tercapai tersebut tidak membuat pemerintah menjadi puas diri. Pasalnya, masih melambatnya perekonomian global, membuat pemerintab untuk mengatur dan menyusun beberapa strategi untuk menghadapi tantangan tersebut.
"Oleh sebab itu, APBN harus dapat menjadi instrumen fiskal untuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan serta penciptaan lapangan kerja," katanya.
Oleh sebab itu, Jokowi berharap, dalam mendukung hal tersebut, APBN ke depan juga perlu realistis, mampu menopang kegiatan prioritas, kredibel, berdaya tahan, dan berkelanjutan baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah.