Ekspor Indonesia Januari-Juli 2016 Turun 12 Persen

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 16 Agustus 2016 | 07:30 WIB
Ekspor Indonesia Januari-Juli 2016 Turun 12 Persen
Kepala BPS Suryamin [suara.com/Dian Kusumo Hapsari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan nilai ekspor Indonesia Juli 2016 mencapai 9,51 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) atau menurun 26,67 persen dibanding ekspor Juni 2016. Demikian juga dibanding Juli 2015 menurun 17,02 persen.

"Ekspor nonmigas Juli 2016 mencapai 8,52 miliar Dolar AS, turun 27,75 persen dibanding Juni 2016, demikian juga dibanding ekspor Juli 2015  turun 15,22 persen," kata Kepala BPS Suryamin dalam keterangan resmi, Senin (15/8/2016).

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2016 mencapai 79,08 miliar Dolar AS atau menurun 12,02 persen dibanding periode yang sama tahun 2015, demikian juga ekspor nonmigas mencapai 71,59  miliar Dolar AS atau menurun 8,78 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Juli 2016 terhadap Juni 2016 terjadi pada perhiasan/permata sebesar 290,0 juta Dolar AS (45,14 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada  benda-benda dari besi dan baja sebesar 125,3 juta Dolar AS (130,82 persen).

Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat Juli 2016 mencapai angka terbesar yaitu 0,99 miliar Dolar AS, disusul Cina 0,92 miliar Dolar AS dan Jepang 0,82 miliar Dolar AS, dengan kontribusi ketiganya mencapai 32,04 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar 0,95 miliar Dolar AS.

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Juli 2016 turun 5,58 persen dibanding periode yang sama tahun 2015, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 23,89 persen, demikian juga ekspor hasil pertanian turun 21,32 persen.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari?Juli 2016 berasal dari Jawa Barat dengan nilai 14,28 miliar Dolar AS (18,06 persen), diikuti Jawa Timur 10,97 miliar Dolar AS (13,88 persen) dan Kalimantan Timur 7,69  miliar Dolar AS (9,72 persen).  

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI