Komite Ekonomi dan Industri Nasional menilai industri berbasis budaya Indonesia potensial untuk dikembangkan guna mendorong sektor pariwisata.
"Industri berbasis budaya ada banyak kelompoknya, ini sektor yang harus dibangun karena pelakunya banyak dan ada di semua level," kata Sekretaris KEIN Putri Wardani dalam lokakarya media KEIN di Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/8/2016).
Ia menjelaskan industri berbasis budaya ada banyak kelompoknya, seperti industri jamu dan kosmetik, spa dan holistik kesehatan, kuliner dan industri seni, budaya dan tradisional, industri kerajinan tangan, serta kuliner.
"Industri jamu dan kosmetik ini ada dua juta lebih pelaku usahanya, begitu juga spa jumlahnya ratusan, ada yang di hotel maupun salon-salon," katanya.
Menurut Putri, industri berbasis budaya potensial mendukung sektor pariwisata Indonesia.
Data menunjukkan 65 persen wisatawan mancanegara menyukai kesenian dan budaya Indonesia ketimbang alam.
"Kalau wisata alam, kita tidak kalah beda dengan Maldive, Hawai, tetapi kekayaan budaya Indonesia jauh lebih banyak dari negara-negara tujuan wisata lainnya. Budaya Indonesia tidak ada yang bisa mengalahkan," katanya.
Selain wisata budaya, katanya, industri kuliner tradisional Indonesia juga cukup potensial dikembangkan. Strategi pemasaran dapat dilakukan dengan mengharuskan hotel dan restoran menyuguhkan hidangan khas Indonesia.
Menurut dia, wisatawan mancanegara menikmati hidangan khas suatu daerah bila berkunjung ke negara-negara yang didatanginya.
"Termasuk di sekolah-sekolah, harusnya menyuguhkan hidangan tradisional, dan pusat makanan di mal-mal hendaknya menyediakan jajanan khas Indonesia," katanya.
Ia mengatakan pelaku usaha kuliner di Tanah Air jumlahnya mencapai 120 juta orang.