Luhut: Indonesia Terlalu Banyak Ekspor Energi

Ardi Mandiri Suara.Com
Sabtu, 13 Agustus 2016 | 20:14 WIB
Luhut: Indonesia Terlalu Banyak Ekspor Energi
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Kamis (28/7/2016). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengakui selama ini Indonesia lalai memperhatikan kebutuhan domestik dengan terlalu banyak mengekspor energi.

"Pemerintah akan mendorong pembangunan industri petrokimia dan turunannya, serta akan mengurangi impor," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.

Luhut dalam paparannya sebagai pembicara kunci temu akbar alumni geologi Institut Teknologi Bandung di kampus ITB Bandung, Sabtu, mengatakan untuk meningkatkan ketahanan energi, Indonesia akan meningkatkan investasi di bidang migas, mengembangkan kawasan pertumbuhan berbasis energi, membangun kilang minyak baru, membangun kilang mini, dan membangun jaringan pipa gas.

"Untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan dukungan pendanaan dan tenaga insinyur. Ketahanan energi penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, karena ketergantungan terhadap impor minyak bisa membuat ekonomi kita sulit bertumbuh dan terlalu cepat panas," ujarnya dalam paparannya yang bertema peningkatan ketahanan energi Indonesia dengan optimasi sumber daya alam.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan Presiden Joko Widodo berencana membangun kembali Narasi Kemaritiman Indonesia yang dicetuskan oleh Presiden pertama RI Soekarno.

Narasi kemaritiman Indonesia itu, menurut Luhut, sempat terhenti setelah masa pemerintahan Presiden Bung Karno.

"Sekarang Presiden ingin menghidupkan kembali wacana Narasi kemaritiman ini dan akan membuat buku putihnya," ujarnya.

Presiden Joko Widodo, lanjut Luhut, juga memintanya agar memperbanyak pengadaan kapal dalam rangka membangun narasi kemaritiman.

"Kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) dalam pengadaan kapal kecil yang bisa menjadi 'feeder' (pengumpan) untuk membantu membawa barang dar pangkalan logistik. Hal ini diperlukan agar pada waktu musim pengiriman barang, kapal dari Jawa tidak sulit masuk ke pulau-pulau kecil," ujarnya.

Ada pun terkait tol laut yang juga bagian dari sektor kemaritiman, pemerintah bertekad untuk membenahi dan menggunakannya dengan maksimal.

Salah satunya adalah dengan pembenahan pantai timur Sumatera agar bisa dilewati kapal sehingga mampu menekan biaya logistik.

"Kemudian, laut di sebelah barat Sumatera, yaitu Padang, Sibolga, Meulaboh, juga belum optimal pemanfaatanya. Begitu juga di sebelah selatan Jawa, dari Genteng sampai Banten, juga Laut Jawa, masih harus dioptimalkan pemanfaatannya. Presiden sudah memerintahkan untuk memperbaiki keadaan di tempat-tempat tersebut," jelas Luhut. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI