Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta pengembangan energi panas bumi (geothermal) menjadi prioritas karena ke depan komposisi energi terbarukan harus mencapai 25 persen.
"Sepuluh tahun yang akan datang kita harus mempunyai 25 persen energi terbarukan," kata Wapres pada pembukaan konvensi dan pameran internasional panas bumi 2016 di Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Dia mengatakan, ke depan komposisi energi yang diharuskan yaitu 50 persen energi utama dari fosil, 25 persen energi terbarukan dan 25 persen gas.
Lebih lanjut dia mengatakan, apabila bicara tentang energi terbarukan tentunya potensi yang perlu diperhatikan adalah yang besar yaitu panas bumi.
Dengan potensi panas bumi mencapai sekitar 29 GW, namun yang dimanfaatkan baru 1,5 MW. Pemerintah menargetkan pemanfaatan panas bumi hingga 7.000 MW pada 2025.
"Kalau rencana 10 tahun yang akan datang mencapai 7.000 MW, berarti kita masih punya potensi 70 persen lagi yang siap untuk dikelola di masa yang akan datang," tambah dia.
Dari target 7.000 MW tersebut sudah tersedia 1.500 MW, artinya setiap tahun harus dibangun setidak-tidaknya 500 megawatt, katanya lagi.
Dia menambahkan, bahwa kita tidak bisa bergantung pada energi fosil karena lama-kelamaan akan habis dan belum ditemukan lagi cadangannya.
Terlebih lagi energi fosil seperti batubara menghasilkan banyak emisi dan merusak lingkungan, karena itu saat ini banyak negara beralih ke energi terbarukan.
"Artinya adalah beralihnya tren ke energi terbarukan adalah kemutlakan dan demi kehidupan yang sehat," kata dia. (Antara)