Setelah berhasil lulus dari salah satu universitas swasta di Surabaya, Jaya kemudian mencari sumber ilmu tentu saja agar bisa menjadi seorang pengusaha sukses. Dipilihlah salah satu anak perusahaan milik Astra Group yang dijadikannya wadah mempelajari sirkulasi perdagangan. Ia kemudian tidak bekerja sebagai engineer sesuai dengan studi pernah ditempuhnya. Jaya justru bekerja sebagai technical buyer.
Setelah bekerja dan menyerap ilmu selama di Group Astra selama setahun, Jaya kemudian mengundurkan diri. Dia pun bersemangat untuk membuka usaha sendiri setelah kurang lebih 1 tahun 4 bulan bekerja. Bisnis pertamanya dibuka pada Agustus 1998. Jaya cuma bermodal uang 4,5 juta di tangan, lalu bersama dua rekan mencoba berbisnis di bidang Industrial Supply. "Alhamdulillah 3 bulan bangkrut," katanya, sambal tertawa.
Kegagalan ini tak membuat suami dari Liana ini berputuskan asa. Bermodal minim, Jaya mulai merangkul orang lain bekerja sama. Dia mencoba bisnis serupa bermodal kepercayaan oleh mitra barunya. Tetapi Jaya mulai melihat bisnisnya merangkak naik, mulai menunjukan hasil.
Di usia bisnis ke sepuluh tahun, Momentum Group yang ia dirikan telah membawahi berbagai perusahaan aneka bidang. Jaya memilih fokus pada bidang- bidang seperti makanan, teknologi, industri, supplier, minuman, dan ratail. Lainnya, Jaya juga memiliki usaha seperti agen oli (di Jakarta) dan perusahaan training entrepreneurship.
Namun kiri semua perusahaannya telah dikelola oleh para direksinya. Sebagian besar perusahaannya berlokasi di Batam, karena disanalah tempat yang potensial untuk arus perdagangan baik skala nasional maupun internasional. Setelah Batam, dipilihlah Jakarta sebagai tempat kedua bisnisnya. Meski telah mencapai nilai angka miliaran rupiah, namun jumlah karyawan tidak banya, cuma ada sekitar 20 orang.
Sebagai pengusaha muda sendiri, Jaya memiliki visinya sendiri yang ingin digapainya. Jaya ingin menciptakan sejuta pengusaha sukses. Itulah yang menjadi motivasi utamanya mendirikan YukBisnis.com. “Saya ingin menanamkan kesadaran pada para pengusaha UKM supaya membangun image brand atau merek sendiri. Jangan cuma mengandalkan membuka penjualan lewat situs belanja online (e-commerce). Karena disitu, para penguasaha UKM cuma jadi tolls. Anda bukan tujuan akhir mereka (pengusaha e-commerce),” tutup Jaya.