Bagi suatu negara, peran bank sentral tidak terbatas pada sirkulasi uang ataupun menjaga kestabilan moneter. Keberadaan bank sentral suatu negara menunjukkan simbol kedaulatan perekonomian negara tersebut. Inilah yang menumbuhkan tekad para tokoh Indonesia di masa lampau untuk mendirikan bank sentral di Republik Indonesia, setelah kemerdekaan Indonesia. Setelah melalui perjuangan yang cukup berliku, Bank Indonesia berdiri melalui proses Indonesianisasi De Javasche Bank yang sebelumnya dimiliki oleh Belanda. Perjuangan tersebut, sekaligus kisah De Javasche Bank sebagai cikal bakal Bank Indonesia, dikupas dalam bedah buku “Perjuangan Mendirikan Bank Sentral Republik Indonesia” pada hari Selasa, (9/8/2016) di Jakarta.
Dalam sambutannya, Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, mengingatkan pentingnya mendokumentasikan penggalan perjalanan sejarah ekonomi, termasuk mengenai bank sentralnya. Buku Perjuangan Mendirikan Bank Sentral Republik Indonesia mengungkap pergulatan Bangsa Indonesia mendirikan bank sentral secara terperinci dan peran penting yang dimainkan oleh bank sentral di dalam menopang perekonomian di tanah air Buku yang komprehensif ini diharapkan dapat memperkaya referensi ilmu pengetahuan di Indonesia. "Bagi Bank Indonesia sendiri, pemahaman akan sejarah dapat menjadi pelajaran berharga bagi penyusunan kebijakan di masa mendatang,"kata Agus.
Buku Perjuangan Mendirikan Bank Sentral Republik Indonesia dibagi menjadi delapan bab, dan mencakup masa kurun waktu 138 tahun, yaitu sejak 1828 hingga 1966. Penulisan periode yang panjang tersebut mencakup riwayat De Javasche Bank yang dibentuk oleh pemerintahan kolonial Belanda, serta relevansi pembentukan De Javasche Bank untuk masa kini. Pembahasan mengenai De Javasche Bank tersebut mencakup masa awal pembentukan serta peran De Javasche Bank pada era liberalisasi ekonomi hingga dalam era Perang Dunia II.
Di dalam buku, diangkat pula mengenai proses perubahan De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia, yang dilakukan melalui Indonesianisasi. "Berbeda dengan nasionalisasi dalam arti merebut secara paksa, yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah dengan membeli saham-saham De Javashe Bank (sesuai denganbest practice Internasional) serta dengan mengindonesiakan para pegawainya. Batas akhir pembahasan buku ini adalah pada tahun 1966, bertepatan dengan perubahan pemerintahan yang mengakibatkan perubahan struktur kebanksentralan di Indonesia," tutup Agus.
Buku Perjuangan Mendirikan Bank Sentral Republik Indonesia disusun oleh tim penulis dari Bank Indonesia, dan dapat ditemukan di Toko buku dan perpustakaan Bank Indonesia baik di Kantor Pusat maupun di daerah.