PT Bank Mayora membukukan laba bersih sebesar Rp 25,75 miliar pada semester I tahun 2016 atau naik 37,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya di periode yang sama sebesar Rp18,77 miliar
Peningkatan laba bersih ini ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit sebesar 23,42 persen menjadi Rp3,63 triliun yang tumbuh merata di seluruh segmen. Kredit komersil mengalami peningkatan sebesar 45,50 persen menjadi Rp2,11 triliun, sementara kredit UMKM naik tipis sebesar 0,65 persen menjadi Rp1,41 triliun, dan kredit konsumer meningkat 22,65 persen menjadi Rp120,43 miliar.
Direktur Utama Bank MAYORA Irfanto Oeij mengatakan, kinerja sepanjang paruh pertama tahun ini didukung oleh kontribusi pendapatan bunga bersih yang meningkat 36,30 persen sebesar Rp126,77 miliar dan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang turun dari 89,34 persen menjadi 87,05 persen, seiring komitmen Bank Mayora yang fokus terhadap efisiensi biaya di segala lini.
Sementara itu, perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mayora hingga semester I tahun ini mencapai Rp4,30 triliun atau tumbuh 22,18 persen dengan level loan to deposit ratio (LDR) berada di posisi 83,82 persen. Komposisi pendanaan masih didominasi oleh deposito (69 persen), kemudian giro (17 persen), dan tabungan (14 persen).
Ditengah tren kecenderungan penurunan bunga kredit, Bank MAYORA juga berhasil mendorong kenaikan NIM dari 3,45 persen pada paruh pertama tahun sebelumnya menjadi 4,26 persen pada semester pertama tahun 2016.
Namun, perlambatan pertumbuhan ekonomi berimbas pada kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan / NPL Gross) sebesar 2,55 persen masih dibawah ketentuan regulator sebesar 5 persen.
“Untuk menekan laju NPL, kami telah memperketat prosedur pengelolaan risiko, dan selektif dalam menyalurkan kredit. Sementara untuk menurunkan NPL, kami akan melakukan restrukturisasi kredit dan perbaikan sistem collection yang lebih baik termasuk menjaga portofolio kualitas aset” terang Irfanto dalam keterangan resmi, Senin (8/8/2016).
Per Juni 2016, total aset Bank Mayora tercatat sebesar Rp5,60 triliun, naik 20,86 persen dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu sebesar Rp 4,63 triliun.. Pertumbuhan aset tersebut disertai dengan kemampuan Bank menjaga rasio permodalan (CAR/capital adequacy ratio) di level 25,84 persen. Dengan posisi modal yang aman, akan membuat Bank Mayora senantiasa siap menghadapi tantangan ekonomi yang cenderung melambat.
“Kami yakin dengan hasil laporan kinerja yang positif pada semester pertama akan menjadi pondasi keuangan yang kokoh bagi Bank MAYORA untuk membukukan hasil kinerja yang lebih baik di periode selanjutnya. Terlebih dengan stimulus kebijakan pemerintah melalui tax amnesty dan penurunan suku bunga acuan akan memacu likuiditas mengalir lebih deras dan permintaan kredit kembali normal. Karena itu, hingga akhir 2016, kami akan tetap fokus menjaga kualitas aset, dan portfolio pendanaan di posisi yang seimbang serta berhati-hati terhadap penyaluran kredit dengan selalu memperhatikan asas kehati-hatian dalam setiap segmen (prudent) ” tutup Irfanto.