PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ternate optimistis dapat membukukan laba bersih sesuai target tahun 2016 sebesar Rp 25,11 miliar. Hingga bulan Juni cabang Ternate telah mencatat perolehan laba sebesar Rp11,83 miliar atau mencapai 47 persen dari target tahun ini.
GM PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ternate Hasan Lessy mengatakan, kinerja keuangan Cabang Ternate terus mengalami peningkatan dalam lima tahun belakangan ini. Untuk mencapai performansi kinerja yang positif, Cabang Ternate mengklaim konsisten untuk memonitor pendapatan dan biaya, serta memegang teguh prinsip efisiensi.
"Tren laba terus mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir ini. Jika tahun 2010 mengalami rugi sebesar Rp 2,7 miliar, mulai tahun 2011 cabang Ternate mampu cetak laba Rp 1,6 miliar. Lalu naik lagi Rp 3,1 miliar di tahun 2012, disusul tahun 2013 sebesar Rp 8,4 miliar, tahun 2014 sebesar Rp 12,4 miliar, dan tahun 2015 mencapai Rp 19,2 miliar," tutur Hasan Lessy, dalam keterangan resmi, Senin (8/8/2016).
Cabang Ternate memang terus menggenjot pertumbuhan laba untuk mempertahankan posisinya sebagai kelas cabang klaster A (indikator laba diatas Rp 10 miliar) selama dua tahun berturut-turut. Tahun 2016 ini, ditargetkan dapat meraih pendapatan sebesar Rp 100,32 miliar, dengan anggaran belanja setahun sebesar Rp 75,2 miliar, sehingga target laba cabang tahun ini diperkirakan sebesar Rp 25,11 miliar.
"Hingga Juni realisasi pendapatan sudah mencapai 46 persen, anggaran belanja terealisasi sebesar Rp 34 miliar atau 45 persen, dan laba sudah mencapai Rp 11,83 miliar atau sebesar 47 persen. Jika melihat tren selama lima tahun ini, kami optimis dapat mencapai laba akhir tahun sesuai target bahkan melampauinya," kata Hasan lagi.
Ia mengakui, bisnis penyeberangan Cabang Ternate terus berkembang khususnya di lintasan Bastiong-Sofifi, Bastiong-Rum, dan Bastiong-Sidangole seiring jumlah armada yang terus bertambah. Bulan Juni lalu, Cabang Ternate telah mengoperasikan KMP Ngafi yang dibangun Kementerian Perhubungan untuk melayani lintasan feri dari Halmahera Utara hingga Halmahera Timur. Kapal yang dibangun oleh Kementerian Perhubungan di galangan kapal milik PT Daya Radar Utama ini, telah diserahterimakan pengoperasiannya kepada PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ternate, untuk melayani masyarakat khususnya di wilayah Timur Indonesia.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Danang S Baskoro menyatakan, Cabang Ternate merupakan salah satu Cabang Klaster A yang mengalami growth laba signifikan. "Performansi kinerja cukup baik, dimana terdapat 20 lintasan (16 lintasan perintis dan 4 lintasan komersial) yang dilayani dengan 9 kapal. Tidak lama lagi, Cabang Ternate akan mengoperasikan kapal Portlink 8 yang dibeli PT ASDP dari Korea. Diharapkan, kapal ini dapat dimanfaatkan secara maksimal dan tetap memperhatikan maintenance," tuturnya.
Pelayanan Cepat
Kendati berhasil mencatat pertumbuhan laba yang signifikan, Danang tetap mengimbau Cabang Ternate terus meningkatkan kualitas layanan penyeberangan kepada pengguna jasanya. "Mental harus berubah, demi pelayanan berkualitas kepada masyarakat, semua karyawan harus berperan aktif, sekecil apa pun jabatannya. Intinya, pelayanan harus cepat dan nyaman," ujar Danang.
Cabang Ternate mengelola pengoperasian 3 pelabuhan yakni, Pelabuhan Bastiong yang beroperasi 24 jam, dengan total luas tanah 0,5 hektar dan memiliki satu dermaga movable bridge (MB) berkapasitas 40 ton. Lalu, Pelabuhan Rum yang beroperasi 14 jam, dengan 1 unit dermaga MB, di kepulauan Tidore. Satu lagi, Pelabuhan Sidangole di Halmahera Barat. Adapun lintasan terjauh yang dilayani Lintasan komersil Ternate - Bitung (jarak tempuh 18 jam), dan lintasan terdekat
Lintasan Bastiong - Rum (jarak tempuh 15 menit).
Diungkapkan, Cabang Ternate belum lama ini juga telah melakukan rehabilitasi dua dermaga movable bridge, yang berada di Pelabuhan Bastiong dan Sidangole. "Kapasitas ditingkatkan dari 35 ton menjadi 40 ton," tutur Hasan Lessy.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) merencanakan pengembangan pelabuhan penyeberangan modern di Bastiong, Ternate yang sebelumnya telah dikaji pelaksanaannya pada tahun 2014, yang dimulai dengan tahapan reklamasi. "Diharapkan rencana ini dapat segera direalisasikan, dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp 40-an miliar, dimulai dengan kegiatan reklamasi sekitar 450 meter," jelasnya.