Lippo Group Optimis Tax Amnesty Bisa Naikkan Penjualan 30 Persen

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 05 Agustus 2016 | 05:53 WIB
Lippo Group Optimis Tax Amnesty Bisa Naikkan Penjualan 30 Persen
Chief Marketing Officer Lippo Homes Jopy Rusli di Jakarta, Rabu (3/8/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Chief Marketing Officer Lippo Homes Jopy Rusli mengaku optimis kebijakan tax amnesty (pengampunan pajak, red) akan berdampak positif bagi perkembangan industri properti dalam negeri. Bahkan kebijakan tax amnesty diperikirakan akan mampu mendongkrak penjualan properti di Lippo Group antara 20 persen hingga 30 persen.

"Kita lihat banyak sekali yang sudah menyatakan hendak mengikuti kebijakan tax amnesty, setiap hari bisa 500 orang yang datang untuk mendaftar tax amnesty. Kami sendiri mendukung kebijakan pemerintah, karena membuat para wajib pajak (WP) yang selama ini ngumpetin dananya mau untuk lebih terbuka," kata Jopy dalam wawancara dengan Suara.com, di Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Iklim investasi yang lebih terbuka membuat para WP menjadi banyak yang tertarik untuk menginvestasikan dananya yang kembali ke Indonesia ke sektor properti. Karena aset properti di Indonesia tidak pernah turun, selalu naik. "Selama ini terus naik, dan negara kita masih tertinggal dibanding sektor properti yang ada di negara lain," ujar Jopy.

Menurutnya, cukup sulit untuk memperkirakan secara pasti berapa Rupiah dana repatriasi yang akan masuk untuk berinvestasi dan membeli properti yang dijual Lippo Group. Namun ia meyakini, fenomena ini akan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia karena industri properti berkaitan dengan banyak industri lain. "Seperti industri semen, batu bata, dan baja," tambah Jopy.

Ia meyakini, dampak kebijakan tax amnesty bisa mendorong investasi pembelian properti di Lippo Group antara 20 persen hingga 30 persen. Selain itu, para pemilik dana repatriasi diperkirakan akan lebih mengincar investasi dalam bentuk apartemen, terutama di Jabodetabek. "Karena keterbatasan lahan di Jabodetabek yang makin lama makin habis. Selain itu, hidup di apartemen lebih praktis, terutama generasi muda. Hanya saja investasi rumah tapak tetap akan ada yang mengincar," tutupJopy.

PT Lippo Karawaci Tbk sendiri membukukan laba bersih pada Kuartal 1 2016 sebesar Rp308,68 miliar atau Rp13,56 per saham. Capaian ini mengalami penurunan 26,04 persen dari Laba bersih  Kuartal 1 2015 yaitu Rp417,37 miliar atau Rp18,33 per saham. Meskipun kinerja emiten berkode LPKR menurun pada Q1 2016, namun pendapatan pokok perseroan tetap meningkat dari Rp2,45 triliun menjadi Rp2,61 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI