Semester I 2016, Pendapatan Astra Agro Lestari Turun 12,1 Persen

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 03 Agustus 2016 | 22:44 WIB
Semester I 2016, Pendapatan Astra Agro Lestari Turun 12,1 Persen
Tanaman kelapa sawit di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan produksi crude palm oil (CPO) sebesar 670 ribu ton pada semester I 2016. Pencapaian tersebut turun 20,7 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 845 ribu ton.

Informasi tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, Rabu (3/8/2016).

Penurunan ini disebabkan terpangkasnya produksi tandan buah segar (TBS) dari 2 juta ton menjadi 1,67 juta ton, adapun TBS dari pihak ketiga turun dari 1,27 juta ton menjadi 1,10 juta ton. Direktur keuangan Astra Agro Lestari Rudy Chan mengatakan, untuk rentang tahun yang sama, perusahaan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp6,34 triliun, turun 12,1 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp7,23 triliun.

"Hal ini disebabkan turunnya penjualan produk CPO dan turunannya sebesar 8,1 persen dan harga CPO sebesar 3,9 persen dari Rp7.642 per kilogram menjadi Rp7.342 perkilogram," kata Rudy.

Disisi lain, PT Indo Tambagraya Megah Tbk (ITMG) pada semester I 2016 berhasil mengantongi 86 persen dari target nilai kontrak pada tahun ini sebesar 28,5 juta Dolar Amerika Serikat (AS). Realisasi kontrak tersebut didukung oleh perbaikan permintaan dari China yang telah berhasil memangkas kuota produksi dalam negeri.

Jusnan Ruslan, Direktur Sales and Logistic ITMG mengatakan, kebijakan China membatasi produksi membuka kemungkinan impor yang deras bagi negara penghasil batubara. Menurutnya, dengan kebijakan itu nantinya impor China akan mencatatkan pertumbuhan di level 15 juta ton hingga 25 juta ton. Ia mengatakan, ke depan permintaan batubara diperkirakan bisa meningkat.

"Saat ini ada dua faktor yang mendorong pertumbuhan per-mintaan yakni faktor permintaan China dan permintaan domestik," kata Jusnan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI