Guinea Minta Indonesia Investasi Pertanian dan Pertambangan

Rabu, 03 Agustus 2016 | 17:13 WIB
Guinea Minta Indonesia Investasi Pertanian dan Pertambangan
Presiden Joko Widodo dan Presiden Guinea Alpha Conde di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (3/8/2016). (Setpres)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Indonesia dan Guinea sepakat untuk saling mendorong peningkatan perdagangan ekspor dan impor. Kesepakatan tersebut tercapai melalui pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Guinea Alpha Conde di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi usai pertemuan menerangkan, peningkatan kerja sama ekonomi menjadi salah satu yang dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut. Selama di Indonesia, Presiden Conde juga sudah berkunjung ke beberapa perusahaan.

"Presiden Jokowi mendorong agar perdagangan ekspor impor dapat ditingkatkan dari Indonesia ke Guinea dan sebaliknya. Yang kedua, Presiden Guinea juga meminta agar investor Indonesia dapat menanamkan investasinya, terutama untuk dua bidang, yaitu bidang pertanian dan bidang pertambangan," kata Retno.

Retno menambahkan, Guinea sendiri dikenal sangat kaya dengan beberapa sumber daya alam pertambangan seperti bauksit dan emas. Selain itu, di masa lalu Guinea merupakan lumbung padi di Afrika Barat.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menyetujui permohonan pengembangan kapasitas teknis dari Presiden Guinea terkait tiga bidang, yakni, pertanian, energi, dan penerbangan.

"Karena di bidang pertanian ini sangat diperlukan oleh Guinea. Presiden Condé mengatakan ada sekitar enam juta hektar lahan pertanian yang dapat dikelola. Presiden tadi sudah memberikan pengarahan bahwa pemberian kapasitas di bidang pertanian akan segera dikedepankan dan ditindaklanjuti," ujar dia.

Pembentukan Komisi Bersama Indonesia-Guinea

Selain itu, Presiden Jokowi dan Presiden Condé sepakat untuk membentuk sidang komisi bersama dalam upaya meningkatkan kerja sama bilateran antara kedua negara. Penandatanganan kesepakatan tersebut telah dilakukan dalam pertemuan tersebut.

"Jadi dengan sidang komisi bersama, berarti akan ada satu forum di mana kedua belah pihak akan bertemu secara rutin untuk membahas mengenai upaya peningkatan kerja sama bilateral. Dan forum yang pertama diusulkan akan diadakan tahun depan di Guinea," tutur dia.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Pending Dadih Permana, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Desra Percaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI