Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Tumbuh 6,56 Persen

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 01 Agustus 2016 | 23:19 WIB
Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Tumbuh 6,56 Persen
Kawasan Industri Pulogadung di Jakarta Timur, Senin (18/7/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II-2016 naik sebesar 6,56 persen    (y-on-y) terhadap triwulan II-2015. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri pengolahan tembakau sebesar 24,43 persen, industri komputer, barang elektronika dan optik (21,98 persen), serta industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 21,09 persen.

"Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri barang logam bukan mesin dan peralatannya  turun 13,65 persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatannya turun 6,67 persen, serta Industri pengolahan lainnya  turun 2,84 persen," kata Kepala BPS Suryamin dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (1/8/2016).

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II-2016 naik sebesar 5,74 persen   (q-to-q) terhadap triwulan I-2016. Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan produksi adalah Industri tekstil naik 11,78 persen, Industri pengolahan tembakau naik 11,67 persen, serta industri peralatan listrik  dan industri pakaian jadi naik sebesar 10,17 persen.

"Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah  industri mesin dan perlengkapan YTDL (yang tidak termasuk dalam lainnya) turun 6,49 persen, Industri farmasi, obat dan obat tradisional  turun 3,54 persen, serta industri karet, barang dari karet dan plastik turun 1,37 persen," ujar Suryamin.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II-2016 (y-on-y) pada tingkat provinsi  yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Utara naik 30,29 persen, Provinsi Kalimantan Timur naik 26,09 persen, dan Provinsi Maluku Utara naik 22,44 persen. Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun 7,26 persen, Provinsi Kalimantan Tengah turun 6,32 persen, dan Provinsi  Riau  turun 3,13 persen.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan II-2016 (q-to-q) pada tingkat provinsi  yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Selatan naik 11,40 persen, Provinsi Kalimantan Timur naik 10,31 persen, dan Provinsi Jawa Barat naik 9,92 persen, Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Kalimantan Tengah turun 1,32 persen dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun 1,21 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI