Draf itu mesti dibikin menyesuaikan dengan kebutuhan, bukan keinginan. Ini perlu digarisbawahi. Bedakan kebutuhan dengan keinginan. Jika kita berusaha terus memenuhi keinginan, nggak bakal ada habisnya.
2. Suka meremehkan
Buat yang suka meremehkan alat elektronik menyala di rumah, ayo ubah kebiasaan itu. Contohnya, lampu dibiarkan menyala padahal ruangan nggak dipakai.
“Halah, hanya lampu.” Mungkin itu yang ada di pikiran.
Itu namanya pemborosan. Bukan hanya boros biaya listrik, tapi juga boros energi. Nggak kasihan sama anak-cucu kita? Kitanya boros-borosin energi, mereka yang menanggung akibatnya karena nggak kebagian. Pastikan segala alat elektonik nggak dialiri listrik saat gak digunakan.
Misalnya televisi, cabut stop kontaknya saat nggak ditonton. Bukan hanya dibikin stand by. Yang sering luput dari perhatian adalah charger dibiarkan menancap pas nggak dipakai. Walau nggak ada handphone menancap, adaptor dari cas-casan itu masih menyerap listrik. Artinya, tagihan listrik tetap jalan.
3. Takut melangkah
Mendengar kata investasi, ada orang yang langsung mundur. Bahkan kabur. Ini orang-orang yang lekas berpuas diri dengan kondisinya. Terjebak dalam comfort zone, istilah kerennya. Padahal investasi adalah langkah finansial yang penting buat masa depan.
Takut rugi? Itu wajar. Karena itulah kita mesti berhati-hati sebelum menjatuhkan pilihan investasi. Cari tahu seluk-beluk jenis investasi yang mau diselami. Jangan lupa perhatikan syarat dan ketentuan yang menyertai. Termasuk juga return alias hasil dari investasi tersebut.
Jika bergaji kecil, keliru kalau berpikiran gak bakal bisa bikin ekonomi lebih moncer. Kuncinya adalah mengatur gaji kecil itu dengan disiplin biar hasilnya bisa dirasakan dalam bentuk yang lebih besar.