Kementerian Perindustrian melaksanakan Serah Terima Jabatan Menteri Perindustrian dari Saleh Husin kepada penggantinya Airlangga Hartarto di Ruang Garuda, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (27/7/2016). Acara tersebut disaksikan oleh pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Perindustrian serta dihadiri oleh mantan Menteri Perindustrian MS Hidayat, para pelaku usaha, anggota DPR dan wartawan.
Dalam sambutannya, Saleh Husin menyampaikanu capan selamat kepada Airlangga Hartarto sebagai Menteri Perindustrian baru sekaligus memintanya untuk dapat melanjutkan beberapa kebijakan pengembangan industri nasional yang telah berjalan.
"Saya optimistis Pak Airlangga mampu mengemban amanat Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Perindustrian karena beliau selama di parlemen selalu konsen dalam membidangi tentang perindustrian dan juga sebagai pelaku indutri. Jadi menurut saya, nggak salah kalau saya memberikan tongkat estafet ini kepada beliau," ujarnya.
Di samping itu, Saleh menyampaikan pending matter yang harus diselesaikan pada tahun 2016 seperti penyelesaian peraturan pelaksanaan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perindustrian yang meliputi 5 rancangan Peraturan Pemerintah, 5 Rancangan Peraturan Presiden, dan 20 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian.
“Hal lain yang perlu diselesaikan adalah pembangunan infrastruktur di dalam Kawasan Industri Sei Mangkei, Morowali, Palu, Bantaeng yang meliputi pembangunan jalan poros dan tank farm, pembangunan politeknik, gedung pengelola kawasan industri, dan pembangunan akademi komunitas,” paparnya.
Selanjutnya, pembangunan sentra IKM di Seruyan dan Sumbawa; penyediaan energi listrik dan gas yang murah bagi industri; serta harmonisasi Tarif Bea Masuk Umum (Most Favourable Nations/MFN) Produk Baja Hulu sampai Hilir, Supply Demand Industri Logam Nasional, Tata Niaga Impor Produk, Penerapan dan Pengawasan SNI Wajib, dan Kriteria Investasi Industri Baja dan logam.
“Saya harapkan juga dapat difokuskan pada pengembangan 5 Technopark Industri Elektronika dan Telematika tahun 2015-2016 yang masih dalam tahap penguatan infrastruktur dan fasilitasi peralatan pendukung,” tuturnya.
Selain itu, fasilitasi penumbuhan wirausaha baru IKM sebanyak 510 wirausaha baru dan 64 kelompok, restrukturisasi mesin/peralatanIKM untuk 65 IKM, serta pengembangan Sentra dan Klaster IKM sebanyak 19 sentra IKM.
Pada kesempatan tersebut, Saleh juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran pejabat eselon I, II dan seluruh karyawan Kementerian Perindustrian serta pelaku industri yang telah bekerja sama dalam menjalankan program pengembangan industri. “Kami mohon maaf apabila selama menjalankan tugas di Kementerian Perindustrian terdapat kesalahan dan kekurangan,” ujarnya.
Sementara itu, Airlangga Hartarto menyampaikan, kepercayaanyang diberikan oleh PresidenJoko Widodo untuk mengemban tugas sebagai Menteri Perindustrian pada era Kabinet Kerja ini merupakan tugas mulia yang harus diemban dengan sebaik-baiknya demi kemajuan industri di masa mendatang.
“Tantangan ke depan memang berat, tetapi kita harus tetap optimistis. Presiden memberikan beberapa catatan kepada saya. Pertama, pemerintah tengah menghadapi kesenjanagn ekonomi, tidak hanya antara yang berpenghasilan tinggi dengan rendah, tetapi juga gap kewilayahan antara yang manufaktur dan non manufaktur. Perbedaan itulah yang harus didorong dengan pemerataaan, baik melalui pemerataan kawasan industri atau kawasan ekonomi khusus, terutama pemerataan di kawasan perbatasan,” paparnya.
Kedua, Kementerian Perindustrian bersama pihak swasta akan melaksanakan pendidikan vokasi agar anak-anak bangsa siap bekerja sesuai kebutuhan industri. “Kami juga akan bekerjasama dengan Kementerian Tenaga Kerja serta Kementerian Pendidikan untuk mendorong pelatihan-pelatihan bidang profesional dan ,” tuturnya. Dan, ketiga, Airlangga juga berupaya mendorong investasi untuk masuk agar terjadi re-industrialisasi dengan berkoordinasi bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Pada kesempatan tersebut, Airlanggajuga menyampaikan terima kasih kepada Saleh Husin yang telah memimpin Kementerian Perindustrian sejak bulan Oktober 2014 sampai Juli 2016 serta mengharapkan kejasama dari jajaran pejabat dan seluruh karyawan di lingkungan Kementerian Perindustrian agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik selaku ujung tombak bagi pembangunan industri.
“Saya mengharapkan bantuan dan kerjasama dari Bapak dan Ibu di lingkungan Kementerian Perindustrian untuk bersama-sama melanjutkan pengembangan industri dan dapat mewujudkan industri yang tangguh dan mampu menyejahterakan rakyat,” ujarnya.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Kementerian Perindustrian diamanahkan untuk melaksanakan pengembangan perwilayahan industri di luar pulau Jawa dengan memberikan fasilitasi terhadap pembangunan 14 Kawasan Industri serta pembangunan 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, menumbuhkan populasi industri sebanyak 9.000 usaha indsutri berskala besar dan sedang, dimana 50 persen tumbuh di luar pulau Jawa serta tumbuhnya industri kecil sekitar 20.000 unit usaha. Selain itu, peningkatan daya saing dan produktivitas melalui peningkatan efisiensi teknis, penguasaan IPTEK/inovasi, pengembangan produk baru, dan pembangunan faktor input.
“Kementerian Perindustrian tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dan koordinasi dengan Kementerian dan Lemabaga terkait serta pelaku usaha dan asosiasi industri,” tuturnya. Untuk itu, dukunganstakeholder sangat diperlukan dalam perumusan kebijakan industri dan memenuhi infrastruktur bagi pembangunan industri. “Kita perlu berkoordinasi dan bersinergi dengan mitra kerja kita di legislatif, media masa, dan masyarakat untuk bersama-sama membangun industri bagi kemajuan industri di tanah air,” tambahnya.