Bank Mandiri terus memperkuat bisnis secara berkelanjutan dengan fokus kepada pengembangan sektor-sektor potensial, baik di dalam negeri maupun di kawasan regional Asia Tenggara. Untuk mendukung rencana tersebut, saat ini perseroan tengah menyiapkan platform untuk pengembangan bisnis secara anorganik di luar negeri.
Menurut Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas, Bank Mandiri saat ini telah memiliki kantor di Hongkong, Singapura, Shanghai, London, Cayman Islands, Dili serta satu kantor perwakilan di Malaysia. “Saat ini kami mengkaji kemungkinan untuk mengembangkan bisnis ke tiga negara ASEAN lainnya, yaitu Filipina, Vietnam dan Myanmar,” kata Rohan dalam keterangan resmi, Selasa (26/7/2016).
Perseroan, lanjut Rohan, melihat potensi di ketiga negara tersebut sangat baik sehingga akan menjajaki berbagai peluang bisnis yang dapat dimasuki di ketiga negara tersebut. Untuk pengembangannya sendiri, Bank Mandiri nantinya akan menggandeng mitra lokal yang telah mengenal kondisi pasar di negara-negara itu. “Kami akan membentuk tim untuk menjajaki potensi dan peluang-peluang di Filipina, Vietnam dan Myanmar,” ujar Rohan.
Kelola Risiko
Bank Mandiri juga tengah fokus dalam mengelola berbagai risiko bisnis untuk menjaga kinerja perseroan secara berkelanjutan. Pasalnya, saat ini perbankan nasional masih terkena dampak perlambatan ekonomi. Hingga akhir Juni 2016, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,1 triliun, turun 28,7 persen dibandingkan laba periode yang sama tahun lalu. Turunnya laba operasonal tersebut terutama disebabkan meningkatnya biaya pencadangan (provision) dari Rp4,0 triliun di triwulan II/2015 menjadi Rp9,9 triliun di triwulan II/2016, sebagai langkah Perseroan untuk antisipasi risiko peningkatan kredit bermasalah. Namun apabila tidak memperhitungkan biaya pencadangan, maka Pre-Provision Operating Profit (PPOP) mencapai Rp19,3 triliun atau secara tahunan tumbuh 13,3 persen, yang menunjukkan operasional Perseroan yang masih cukup solid. Selain itu, pada periode yang sama, Perseroan juga telah berhasil menurunkan beban bunga sebesar 9,3% secara tahunan, seiring meningkatnya komposisi dana murah Perseroan.
“Kami tetap bersyukur atas pencapaian ini ditengah tantangan perlambatan kondisi ekonomi domestik dan internasional serta insiatif perseroan yang mulai melakukan penurunan suku bunga menuju single digit secara bertahap, ” kata Rohan.
Selain itu, Bank Mandiri juga melakukan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan agar kedepannya perseroan tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan, dan dapat mengelola kredit bermasalah sebaik mungkin. Diantaranya melalui penguatan fungsi risk, penajaman Risk Acceptance Criteria (RAC), dan optimalisasi restrukturisasi dan recovery untuk penyelesaian kredit bermasalah dengan lebih fokus, cepat dan tuntas.
“Untuk memperkuat struktur asset produktif yang lebih solid, kami juga telah membentuk pencadangan dan menerapkan kebijakanloan loss coverage yang cukup konservatif . Kami optimis dengan langkah-langkah yang kami lakukan, Bank Mandiri secara konsisten dapat terus memperkuat pondasi struktur keuangannya agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan untuk siap menghadapi berbagai tantangan ke depan,” ujar Rohan.
Disisi lain, kepercayaan masyarakat kepada Bank Mandiri pun terus tumbuh, yang ditunjukkan dengan naiknya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp691,4 triliun pada akhir Juni 2016 dari Rp654,9 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Dari pencapaian tersebut, total dana murah (giro dan tabungan) yang berhasil dikumpulkan Bank Mandiri mencapai Rp439,4 triliun, yang terutama didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp37,1 triliun menjadi Rp273,6 triliun.