BKPM Sebut 86 Proyek Investasi Serap 20 Ribu Tenaga Kerja

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 27 Juli 2016 | 08:38 WIB
BKPM Sebut 86 Proyek Investasi Serap 20 Ribu Tenaga Kerja
Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jalan Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat adanya realisasi investasi sebanyak 86 proyek investasi di 11 provinsi, telah menyerap 20 ribu tenaga kerja. Hal tersebut merupakan salah hasil pemantauan dan fasilitasi proyek-proyek investasi tahap konstruksi yang dilakukan BKPM pada Bulan Juni 2016. Hasil pemantauan dipaparkan oleh Kepala BKPM Franky Sibarani didampingi dua direktur di Kedeputian Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Wisnu Soedibjo dan Dadang Mulyana, di Jakarta, Selasa (26/7/2016).

Franky merinci penyerapan tenaga kerja terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 12.163 orang, Jawa Barat 4.987 orang, Riau 1.495 orang, Kalimantan Selatan 859 orang, Kalimantan Timur 708 orang, Bali 359 orang, Papua 350 orang, Sumatera Barat 291 orang, Bangka-Belitung 183 orang, Bengkulu 105 orang dan Jakarta 27 orang. Franky menambahkan di luar penyerapan tenaga kerja yang sudah terealisasi, pihaknya juga mencatat adanya peluang kerja yang tercipta sebanyak lebih dari 30 ribu orang di tiga provinsi, masing-masing Jawa Tengah 22.960 orang, Jawa Barat 7.725 orang dan Papua 238 orang. Selain penyerapan tenaga kerja, pemantauan 86 proyek yang dilakukan BKPM selama Bulan Juni juga mencatat adanya potensi ekspor senilai 1,2 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) dan potensi penghematan anggaran melalui produksi barang substitusi impor senilai 1,6 miliar Dolar AS.

“Pemantauan proyek investasi yang dilakukan BKPM ini bertujuan untuk mengakselerasi proyek-proyek investasi berjalan. Potret 86 proyek investasi ini menunjukkan pengawalan intensif terhadap proyek investasi dibutuhkan karena dapat memberikan dampak terhadap penyerapan tenaga kerja maupun potensi terciptanya lapangan kerja, maupun potensi ekspor serta substitusi impor. Semakin banyak proyek investasi yang terealisasi akan dapat menciptakan lapangan kerja, mendorong ekspor dan penghematan anggaran melalui produksi barang substitusi impor,” ujar Franky.

Direktur Wilayah III Kedeputian Pengendalian Pelaksanaan BKPM Wisnu Soedibjo yang membidangi wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten menyampaikan ada beberapa kendala yang dihadapi oleh investor dalam merealisasikan proyek investasinya. Beberapa di antaranya adalah ketersediaan tenaga kerja terampil dan spesialis, pasokan listrik dan perizinan daerah. Permasalahan serupa juga disampaikan Direktur Wilayah IV Kedeputian Pengendalian Pelaksanaan BKPM Dadang Mulyana, yang membawahi wilayah Jawa Timur, Bali, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara.

Pemantauan 86 proyek investasi yang dilaksanakan BKPM sepanjang Bulan Juni ini, merupakan bagian dari rencana BKPM memantau 1.000 proyek investasi sepanjang tahun 2016. 86 Proyek yang dipantauterdiri dari 23 Proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) denganrencana investasi Rp16,3 triliun dan realisasi investasi  saat ini sebesar Rp6,3 triliun dan 63 Proyek Penanaman Modal Asing (PMA) dengan rencana investasi Rp23,2 triliun dan realisasi investasi Rp6,5 Triliun. Dari 86 proyek tersebut terdapat 40 proyek yang sudah selesai konstruksi dimana sembilan diantaranya sudah memiliki IUI (Izin Usaha Industri) dan 31 proyek sudah memasuki tahap commissioning. Total nilai investasi yang sudah selesai konstruksi mencapai Rp 10,4 Triliun. Dengan demikian terdapat 46 proyek yang masih tahap konstruksi dengan nilai rencana investasi sebesar Rp29,1 Triliun.

Franky merinci realisasi investasi berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Provinsi Jawa Tengah (Rp4,56 triliun, 22 proyek), Provinsi Jawa Barat (Rp2,48 Triliun, 33 proyek), Provinsi Sumatera Barat (Rp1,85 triliun, 2 proyek), Provinsi Kalimantan Timur (Rp1,46 triliun, 2 proyek), dan Provinsi Kalimantan Selatan (Rp566 miliar, 7 proyek). Dari 86 proyek terbagi pada masing-masing sektor usaha yaitu Industri (Rp10,4 triliun, 66 Proyek), Jasa (Rp 1,3 triliun, 8 Proyek), Hotel (Rp444,7 miliar, 3 Proyek), Pembangkit tenaga listrik (Rp 361,4 miliar, 3 Proyek), Perkebunan (Rp107,7 miliar, 1 Proyek), Peternakan (Rp86,1 miliar, 2 Proyek), Pertambangan (Rp40 miliar, 1 Proyek), Kehutanan (Rp11,7 miliar, 1 Proyek), Pertanian (Rp10,4 miliar, 1 Proyek).

Sementara, dari 63 proyek PMA dengan investasi senilai Rp6,5 triliun yang terbagi berdasarkan 5 negara asal yang terbesar investasinya yaitu Jepang (Rp1,5 triliun, 14 proyek), British Virgin Islands (Rp1,5 triliun, 5 proyek), Korea Selatan (Rp800, 4 Miliar, 14 proyek), Republik Rakyat Cina (Rp555, 5 Miliar, 3 proyek), dan Seychelles (Rp 399,9 Miliar, 1 proyek). Dari 86 proyek investasi yang dipantau BKPM juga terdapat tiga proyek di sektor pembangkit tenaga listrik dengan total kapasitas/daya listrik sebesar 217,5 MW.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI