Research Analyst Forextime Lukman Otunuga menyatakan bahwa sentimen terhadap ekonomi Indonesia terus membaik karena sederet data ekonomi yang positif menjadi pertanda stabilnya ekonomi nasional. Sejumlah indikator inti seperti penjualan ritel mengikuti tren positif. Sementara itu, pengesahan RUU pengampunan pajak yang diprediksi dapat meningkatkan pertumbuhan PDB Indonesia pun semakin memperkuat optimisme. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa pertumbuhan Indonesia membaik di kuartal ke-2 tahun 2016 ini sehingga optimisme keseluruhan membaik.
"Dengan meningkatnya selera risiko, investor bullish mengangkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Senin (26/7/2016). IHSG dapat semakin menguat apabila berkurangnya kegelisahan pasca Brexit dan optimisme terhadap intervensi bank sentral meningkatkan pesona aset berisiko," kata Lukman dalam keterangan resmi, Selasa (26/7/2016).
Pasar saham global berkibar
Pasar saham menampilkan stabilitas pada hari Senin (26/7/2016). Hal ini didorong oleh peningkatan selera risiko karena meningkatnya optimisme terhadap intervensi bank sentral sejumlah negara untuk mengatasi permasalahan global. Saham Asia melonjak mendekati level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir karena peningkatan ekspektasi bahwa Bank of Japan akan mengimplementasikan kebijakan stimulus lebih lanjut untuk menstabilkan ekonomi Jepang. Saham Eropa juga melejit karena laporan iklim usaha Ifo Jerman membaik sehingga kekhawatiran di Zona Euro pun sedikit berkurang. Wall Street ditutup pada hari Jumat dengan cukup baik dan dapat menguat di hari Senin karena momentum positif dari Eropa.
Semakin jelas bahwa harapan intervensi bank sentral telah memperkuat pasar saham untuk beberapa waktu terakhir ini. Walaupun reli pasar ini cukup mengesankan di jangka pendek, kita harus mempertanyakan seberapa lama tren peningkatan ini dapat bertahan sebelum faktor fundamental mulai membatasinya. Kegelisahan pasca Brexit memang mulai teratasi, namun ketidakpastian masih terus ada dan dapat merusak selera risiko. Pasar keuangan masih tetap terdistorsi sehingga menimbulkan kewaspadaan bank sentral. Topik perlambatan pertumbuhan global pun belum sirna sepenuhnya. Mengingat sejumlah faktor risiko tersebut, investor harus waspada dalam situasi reli pasar saham berkepanjangan ini.
Banyak alasan untuk apresiasi USD
Dolar Amerika Serikat (AS) juga mendapat alasan kuat untuk meningkat di bulan ini dengan semakin besarnya ekspektasi peningkatan suku bunga AS sebelum akhir tahun. Data AS di bulan Juli juga berulang kali melampaui ekspektasi sehingga menjadi dasar yang kuat bagi Fed untuk meningkatkan suku bunga. Selain itu, ketenagakerjaan di AS juga tetap baik di situasi ketidakstabilan global. Data manufaktur dan penjualan ritel mengarah pada pertumbuhan ekonomi. Dengan menurunnya kegelisahan Brexit seiring waktu, penghalang besar yang mencegah Fed mengambil tindakan pun mulai hilang.
"Investor akan memperhatikan rapat FOMC di hari Rabu pekan ini (27/7/2016) yang diperkirakan oleh tidak akan mengumumkan peningkatan suku bunga AS di bulan ini. Walaupun suku bunga kemungkinan tidak akan berubah, pernyataan rapat ini dapat memberi isyarat tentang kapan Fed akan mengambil langkah di tahun 2016 ini. Apabila terdengar nada hawkish, maka USD dapat semakin menguat lagi.
Bank of Japan perlu segera bertindak
Yen Jepang mengalami volatilitas tinggi pekan lalu karena fluktuasi spekulasi tentang langkah stimulus tambahan dari Bank of Japan untuk memperbaiki situasi ekonomi domestik saat ini. Walaupun BoJ sudah memutuskan tidak akan mengeluarkan kebijakan "helicopter money", BoJ akan meningkatkan stimulus dan mungkin memotong suku bunga menjadi semakin negatif demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Sentimen terhadap Yen saat ini bearish dan USDJPY dapat semakin menguat mendekati 110 apabila BoJ mengambil tindakan di hari Jumat.
"Dari sudut pandang teknikal, USDJPY memerlukan breakout tegas di atas 106.50 untuk dapat membuka jalan menuju 107.50 atau bahkan lebih tinggi lagi," tutup Lukman.