Hunian menengah ke atas akan menjadi salah satu sub-sektor properti yang berpotensi menikmati dampak positif pascapemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Batam yang disiapkan menjadi pintu gerbang Indonesia dari dan menuju Singapura dan Malaysia pada MEA 2016 menjadi incaran bagi developer properti nasional untuk mengembangkan kawasan hunian dan investasi properti.
Berbagai pengembang nasional pun berlomba untuk membangun berbagai hunian di kawasam tersebut. Seperti yang dilakukan Agung Podomoro Land, dengan mengembangkan Orchard Park Batam. Kenaikan harga properti di area Batam Center, lokasi dimana Orchard Park berada, langsung melejit hingga 100 persen.
“Kami siap menerima dampak positif dari MEA ini. Apalagi pemerintah juga berkomitmen untuk mengangkat potensi Batam agar semakin menarik baik untuk investasi maupun turisme. Orchard Park kami harapkan menjadi business center yang berkualitas tempat investor maupun pelaku usaha bertemu," kata Agung, Ass.Vice President Strategic Marketing Residential PT Agung Podomoro Land Tbk dalam keterangn tertulisnya yang diterima suara.com, Jumat (22/7/2016).
Agung menjelaskan, konsep Orchard Park Batam menjadi terobosan baru di dunia properti Batam. One stop green living yang menjadi jargon utama kawasan hunian ini, yang dilengkapi seperti fitness center, jogging track, kolam renang seluas 396m2, perkantoran, ruko, sampai mall tersedia didalamnya.
Hal ini merupakan sesuatu yang baru di Batam sehingga menarik perhatian warga di kepulauan Riau. Selain itu lokasinya sebagai pintu gerbang Indonesia ke ASEAN menjadi hal yang menarik.
"50 persen konsumen kami berada diluar Kepri. Alasan mereka membeli karena kedekatan jarak dengan Singapura dan nama besar Agung Podomoro Land yang merupakan jaminan mutu bangunan dan kenaikan investasi kawasan,"katanya.
Sementara itu, Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam mengungkap pada triwulan pertama 2016 penanaman modal asing (PMA) tercatat sebanyak 392 juta dolar AS dengan realisasi 62 proyek. Jumlah itu naik dibanding periode yang sama tahun 2015 lalu yang hanya membukukan 47 proyek dengan nilai investasi 204 juta dolar AS.
"Naiknya cukup signifikan sebesar US$ 188 juta," kata Direktur Humas dan Promosi BP Batam, Purnomo Andiantono.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih mengatakan Batam adalah wilayah terdepan sehingga Presiden menginginkan pembangunan dipercepat dengan seluruh fasilitas bertaraf internasional agar tidak jauh ketinggalan dengan negara tetangga.
Sedangkan Ketua DPD Persatuan Perusahaan Pengembang Realestate Indonesia (REI) Batam Djaja Roeslim menuturkan masuknya pengembang nasional menunjukan potensi Batam sebagai sarana investasi properti. Calon konsumen yang hendak membeli properti di Batam pun semakin percaya dengan keberadaan pengembang besar.
“Makin dekat dengan proyek mereka, harga naik makin tinggi. Karena disparitas harga cukup tinggi dengan properti yang di sebelah-sebelahnya. Batam Center sekarang memang menjadi pusat pengembangan properti Batam,” tutur Djaja.