Suara.com - Semua orang pasti mau kondisi keuangannya sehat. Tapi, tahu gak, gaji segede gaban alias melimpah ruah bukanlah tanda keuangan sehat.
Kondisi finansial gak kayak jet supercanggih yang bisa autopilot alias jalan sendiri juga bisa mendarat mulus. Mau gaji belasan maupun puluhan juta rupiah, gak ada gunanya jika kita punya kebiasaan buruk dalam soal keuangan.
Yang diperlukan adalah mengatur keuangan. Pengaturan ini mencakup pembatasan dalam hal-hal tertentu. Ini yang sering dilewatkan.
1. Bujet adalah kunci
DPR suka berantem kalau bahas bujet negara. Sebab, memang bujet sangatlah penting. Kita mesti mengatur bujet agar pengeluaran tetap terjaga. Nggak perlu sampai bikin tabel segala macam. Bikin list aja, pengeluaran rutin apa aja. Yang lebih penting, patuhi bujet ini biar gak sia-sia.
Makin gede gaji, makin gede pula ruang untuk bujet bulanan. Kalau gaji gede tanpa batasan bujet, yang ada pengeluaran nggak terlacak. Tahu-tahu ludes saja, bahkan malah bisa minus.
2. Lawan inflasi!
Inflasi adalah penentu banyak hal. Harga bahan pokok, misalnya. Bahkan kenaikan gaji juga dihitung berdasarkan inflasi.
Sayang, nggak semua orang tahu bahwa inflasi bisa dilawan. Caranya, investasi! Hasil investasi bisa lebih besar ketimbang tingkat inflasi.
Investasi di sini bukan berarti menabung, ya. Sebab, bunga tabungan lebih sering dilahap inflasi lantaran saking kecilnya. Investasi bisa dimulai yang simpel-simpel, misalnya emas atau deposito yang mirip dengan tabungan.
3. Uang bukan hasil cocok tanam
Andai uang bisa tumbuh dari pohon, boleh deh kita hangout beli ini-itu tiap hari. Tapi, uang di rekening kita itu hasil kerja keras. Bangun pagi, kena macet, debu, lembur. Super keras pokoknya.
Karena itulah kita mesti menghargai uang sebaik-baiknya. Pikirkan juga masa depan, buat keluarga, buat anak. Jangan sampai mewariskan utang kepada anak.
Mulailah dengan menghargai waktu. Misalnya tidak telat datang ke kantor. Atau saat teman-teman hura-hura, kita ambil peluang dari pekerjaan sampingan. Pasti pundi bakal lebih terisi.
4. Belajar bijak
Menjadi orang yang bijak memerlukan pengorbanan. Tapi, kebijakan mendatangkan banyak keuntungan. Dalam hal keuangan, kita mesti bijak dalam pengeluran.
Tanamkan prinsip hemat ke pikiran agar terhindar dari godaan boros. Namun hemat di sini beda dengan pelit, ya. Hemat itu berdasarkan perhitungan keuangan.
Sedangkan pelit umumnya bawaan dan akibat tidak bijak. Misalnya tas sudah jebol meski masih bisa dipakai. Kalau tahan uang dengan alasan masih bisa dipakai, itu termasuk pelit.
Beda dengan hemat. Jika hemat, pasti akan berpikir. “Kalau jebol, isi di dalamnya bisa diambil maling. Kalau isinya laptop, dompet, wah bisa rugi besar.”
Karena itu, dia akan memutuskan beli tas baru. Di sinilah kebijakan mengambil peran.
5. Tahan nafsu
Nafsu kudu dikekang kalau keuangan mau sehat, terutama saat awal bulan. Begitu gajian, langsung mikir beli apa, ya. Buka-buka situs belanja online, deh.
Padahal situs semacam itu sudah rutin bikin promosi tiap awal bulan. Tujuannya, menarik pembeli. Padahal belum tentu barang itu dibutuhkan pembeli.
Belum tentu pula diskon yang diberikan itu asli. Bisa saja harga dinaikkan dulu, baru didiskon.
Untuk tahu tanda keuangan sehat, coba cek poin-poin di atas. Sudahkah kita melaksanakannya?
Baca juga artikel Duitpintar lainnya:
6 Kebiasaan Menyepelekan Keuangan Ini Bakal Menimbunmu dalam Tumpukan Utang
Kamu yang Baru Usia Kepala 2 Borosin Gaji untuk Hal-hal Ini Gak Masalah Kok Asal
3 Tips Mengatur Gaji Kecil Biar Gak Pusing di Akhir Bulan
Published by Duitpintar.com |