3. Uang bukan hasil cocok tanam
Andai uang bisa tumbuh dari pohon, boleh deh kita hangout beli ini-itu tiap hari. Tapi, uang di rekening kita itu hasil kerja keras. Bangun pagi, kena macet, debu, lembur. Super keras pokoknya.
Karena itulah kita mesti menghargai uang sebaik-baiknya. Pikirkan juga masa depan, buat keluarga, buat anak. Jangan sampai mewariskan utang kepada anak.
Mulailah dengan menghargai waktu. Misalnya tidak telat datang ke kantor. Atau saat teman-teman hura-hura, kita ambil peluang dari pekerjaan sampingan. Pasti pundi bakal lebih terisi.
4. Belajar bijak
Menjadi orang yang bijak memerlukan pengorbanan. Tapi, kebijakan mendatangkan banyak keuntungan. Dalam hal keuangan, kita mesti bijak dalam pengeluran.
Tanamkan prinsip hemat ke pikiran agar terhindar dari godaan boros. Namun hemat di sini beda dengan pelit, ya. Hemat itu berdasarkan perhitungan keuangan.
Sedangkan pelit umumnya bawaan dan akibat tidak bijak. Misalnya tas sudah jebol meski masih bisa dipakai. Kalau tahan uang dengan alasan masih bisa dipakai, itu termasuk pelit.
Beda dengan hemat. Jika hemat, pasti akan berpikir. “Kalau jebol, isi di dalamnya bisa diambil maling. Kalau isinya laptop, dompet, wah bisa rugi besar.”
Karena itu, dia akan memutuskan beli tas baru. Di sinilah kebijakan mengambil peran.